Seperti halnya kain songket, motif pada ulos juga dihias dari benang emas maupun perak. Merah, hitam, dan putih menjadi warna yang dominan pada kain ulos.
Umumnya ulos berbentuk sarung atau selendang yang dipakai dalam acara resmi atau seremoni adat Batak.
Namun sekarang dapat ditemukan varian bentuk kerajinan ulos berupa sarung bantal, ikat pinggang, tas, pakaian, dompet, bahkan gorden.
Beberapa motif langka yang sulit ditemukan antara lain motif Ulos Raja, Ulos Ragi Botik, Ulos Gobar, Ulos Saput, dan Ulos Sibolang.
Ulos memilik nilai yang sakral dalam kehidupan adat suku Batak, hingga dibuat aturan khusus mengenai tata cara pemakaian ulos, seperti:
- Hanya sanak saudara yang berada dibawa kita yang bisa menerima ulos, seperti orang tua kepada anak.
- Ulos
yang diserahkan kepada sanak kerabat harus sesuai, seperti Ragihotang
diserahkan pada menantu lelaki.
Berdasar pemakaiannya, yaitu:
Siabithonon yang (dikenakan ke badan seperti baju atau sarung) maka memakai ulos ragidup, sibolang, runjat, jobit.
Sitalitalihononhon (ikat kepala) dipakai ulos padang rusa, mengiring, ulos tumtuman.
Sihadanghononhon
(dipakai di bahu) digunakan ulos mangiring, bolean, sumbat, sirara.
Jenis, Makna, dan Fungsi Ulos
Ulos Antakantak
Ulos Antakantak biasa digunakan untuk selendang orangtua pada acara kunjungan ke orang yang telah meninggal. Ulos ini digunakan juga pada saat kegiatan manortor (menari).
Ulos Bintang Maratur
Ulos Bintang Maratus adalah jenis ulos yang sering digunakan saat kegiatan upacara adat Batak Toba, seperti saat memperoleh tempat tinggal baru, serta ketika acara kehamilan memasuki masa 7 bulan.
Ulos Bolean
Saat acara duka cita, maka digunakanlah ulos bolean yang dimanfaatkan seperti selendang.
Ulos Mangiring
Bentuknya seperti selendang. Biasa dipakai untuk menggendong anak. Ulos mangiring ini diserahkan ke cucu pertama yang baru saja lahir sebagai harapan lahirnya anak yang berikutnya.
Ulos Pinuncaan
Memiliki lima unsur yang dirangkai secara terpisah yang kemudian disatukan sampai terbentuk menjadi ulos.
Fungsi ulos pinuncaan yaitu:
- Dikenakan
ketika kegiatan melayat. Dalam upacara adat, ulos ini digunakan oleh ketua
adat.
- Sedangkan
rakyat biasa memakai ulos pinuncaan dalam acara pesta pernikahan atau kegiatan
adat.
- Saat
acara perkawinan, ulos ini digunakan sebagai ulos passamot, yaitu ulos yang
diberikan orangtua pengantin wanita kepada orangtua pengantin laki-laki sebagai
simbol kedua keluarga telah menjadi saudara dekat.
Ulos Ragi Hotang
Ulos ragi hotang diserahkan kapada pasangan pengantin yang mengadakan upacara adat yang dikenal istilah ulos hela. Penyerahan ulos hela bermakna bahwa orangtua pengantin wanita telah merestui putrinya dinikahi lelaki yang diistilahkan dengan hela (menantu).
Ulos Ragi Huting
Jenis ulos ragi huting telah jarang ditemui pemakainya. Kabarnya ketika zaman penjajahan Indonesia, para gadis memakai ulos ini sebagai pakaian sehari-hari yang dililitkan ke dada, sebagai pertanda bahwa ia adalah gadis suku Toba yang beradab.
Ulos Sibolang Rasta Pamontari
Umumnya digunakan saat terjadi peristiwa duka cita.
Ulos Si Bunga Umbasang dan Ulos Simpar
Bentuknya berupa selendang. Biasanya digunakan oleh para ibu ketika menghadiri upacara adat, serta kedatangannya hanya sebagai tamu biasa yang dikenal dengan sebutan panaropi (yang meramaikan).
Ulos Sitolus Tuho
Digunakan sebagai ikat kepala serta selendang.
Ulos Suri-Suri Ganjang
Digunakan untuk selendang saat acara margondang (menari dengan iringan musik Batak), serta dipakai pula oleh orangtua dari pihak istri saat menyerahkan berkat pada pihak kerabatnya.
Ulos Ragi Pakko & Ulos Harangan
Digunakan oleh kalangan kaum berada sebagai selimut. Ulos ini juga dipakai untuk menyelimuti orang yang telah meninggal.
Ulos Tumtuman
Digunakan sebagai talitali oleh anak, bermakna bahwa ia adalah anak tertua.
Ulos Tutur-Tutur
Dikenakan sebagai ikat kepala dan selendang yang diserahkan orangtua kepada sanak keturunannya.
Sumber: Wikipedia