Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan jenis kanker yang
tumbuh di rongga belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Di
Indonesia, kasus penyakit ini mencapai 6,2 per 100 ribu penduduk setiap
tahunnya.
Karsinoma nasofaring bersifat sangat radiosensitive. Karena
itu, radioterapi digunakan sebagai terapi standar KNF stadium awal. Sementara,
pada KNF stadium lanjut, kombinasi radioterapi dan kemoterapi harus diberikan
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Di negara-negara berkembang, terapi KNF yang memadai dan
efektif tidak selalu bisa tercapai.
Di Indonesia, ketersediaan alat radioterapi belum seimbang
dengan jumlah penderita KNF. Dari data 2009 sampai 2010 terdapat 50 penderita
KNF di bagian THT RSUP Dr. Sardjito.
Angka harapan hidup pasien KNF dengan PDT sebesar 60,7
persen dibandingkan pasien KNF non-PDT (22,9 persen).
KNF lebih dikaitkan dengan infeksi kronis virus pada
tenggorokan oleh virus Epstein-Barr (EBV).
Faktor risiko lain yang diduga erat dengan tumbuhnya KNF
adalah konsumsi ikan asin terus menerus, penggunaan obat nyamuk bakar,
menghirup asap kayu bakar, debu kayu, menghirup pestisida, dan faktor
keturunan.
Sebenarnya kanker nasofaring dapat dicegah dengan menerapkan
pola hidup sehat. Hal ini penting, mengingat segala bentuk makanan yang
mengandung pengawet dapat berisiko menimbulkan kanker di kemudian hari.
Republika 23 Februari 2016