Hampir setiap wanita pernah bahkan selalu menggunakan
kosmetik setiap harinya. Mereka kerap menggunakan kosmetik untuk perawatan
kulit, make up, hingga produk perawatan tubuh.
Makanya, di setiap produk kosmetik, biasanya terkandung berbagai
macam zat, seperti vitamin untuk kulit, pelembab, dan lain-lain, di samping
bahan pengawet, pewarna, dan sebagainya. Khasiatnya pun beragam, dari untuk
mempercantik kulit dan wajah, mengenyalkan kulit, hingga mencerahkannya.
Dari sekian banyak kosmetik yang ada, ada saja respons
negative dari kulita atas penggunaan kosmetik tersebut. Respons umum adalah
alergi. Contohnya adalah pada kulit yang paling tipis dari seluruh tubuh
manusia yaitu wajah, utamanya bibir.
Kosmetik pada bibir biasanya adalah lipstick dan
pelembabnya. Penggunaan lipstick biasanya tidak langsung menimbulkan bahaya
seperti kanker, tapi seringnya iritasi.
Disarankan agar konsumen memeriksa kandungan, standardisasi
nasional, serta masa berlaku dalam produk kosmetik yang akan dibelinya. Harus
dilihat pula komposisi bahan pengawet dan pewarnanya.
Selain iritasi dan alergi, penggunaan kosmetik bibir
setidaknya dapat membuat kulit kering dan pecah-pecah. Ini terjadi jika sering
menggunakan kosmetik bibir berwarna terang dan berjenis mate atau kurang
pelembabnya. Karena itu, penggunaan pelembab bibir atau madu sebelum
menggunakan kosmetik jenis mate ini sangat disarankan.
Soal respons kulit dari penggunaan kosmetik, sebaiknya
dilakukan pengujian dulu. Tes dulu di kulit belakang telinga atau di
pergelangan tangan. Diamkan selama 24 jam hingga tiga hari untuk melihat reaksi
alerginya.
Kebanyakan lipstick jenis mate atau yang berwarna gelap
mengandung zat pewarna yang tinggi. Jika tidak dihapus, selain bibir kering,
kandungannya dapat membuat warna bibir menghitam. Itu karena tumpukan sel kulit
mati yang tidak pernah dibersihkan, Jadi, menghapus lipstick penting untuk
selalu dilakukan.
Republika 17 Februari 2016