Sunat merupakan tindakan bedah paling tertua dan umum
dilakukan oleh semua laki-laki di seluruh dunia. Bagi umat muslim, sunat
merupakan sesuatu yang wajib dilakukan.
Sunat juga dipercaya berguna bagi kesehatan tubuh laki-laki.
Menyunat tidak boleh sembarangan dilakukan, terutama bagi orang yang tidak ahli
dibidangnya karena dapat membahayakan orang yang disunat.
Dahulu, sunat dilakukan oleh dukun sunat tradisional, namun
saat ini banyak masyarakat yang memilih untuk melakukan sunat ke dokter.
Makanya, saat ini dibutuhkan teknik sunat modern yang lebih nyaman dan aman
bagi pasien, tentunya dengan biaya yang tetap terjangkau.
(Baca juga: koleksi kain tenun tapis terlengkap)
Sunat merupakan tindakan pembedahan untuk menghilangkan
sebagian kulit yang menutupi kepala penis. Seiring dengan perkembangan zaman
serta meningkatnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat sunat, sunat kini
tidak hanya terbatas bagi agama atau kelompok tertentu.
Laki-laki di negara Barat bahkan juga disunat karena alasan
kesehatan, seperti fimosis, parafimosis, balanitis, postitis, serta menghindari
kejadian kondiloma akuminata dan kanker penis.
Tak hanya itu, belakangan sunat juga diketahui mampu
menurunkan resiko penularan penyakit menular seksual, termasuk virus HIV. Di
Indonesia, umumnya sunat dilakukan ketika anak laki-laki sudah memasuki akil
baligh. Namun dibanyak negara, sunat umumnya dilakukan satu hingga dua pekan
setelah seorang anak laki-laki dilahirkan. Langkah tersebut sengaja dilakukan,
mengingat prosedur sunat akan lebih sulit dan beresiko jika dilakukan ketika
anak tersebut telah beranjak remaja.
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan prosedur sunat ini
bervariasi. Bagi dokter dan tenaga medis yang berpengalaman hanya membutuhkan
waktu sekitar 10 menit. Sementara, bila menggunakan teknik konvensional biasa,
mungkin membutuhkan waktu hingga 45 menit dengan resiko infeksi yang lebih
tinggi.
Ada beberapa teknik sunat yang dikenal saat ini, di
antaranya sunat tradisional, konvensional, dan modern, termasuk teknik klem.
Belakangan teknik klem menjadi satu dari sekian banyak metode yang paling
banyak diminati dan populer di dunia.
Nigeria, Malaysia, dan beberapa negara Eropa lainnya bahkan
telah lama menggunakan teknik ini. Teknik klem pun terbukti lebih banyak
diminati dibandingkan dengan teknik sunat biasanya. Klem juga dinilai lebih
praktis ketika digunakan oleh para dokter. Proses sunat juga cukup cepat dengan
resiko infeksi dan pendarahan yang sangat minim.
Bahkan, teknik klem sangat direkomendasikan oleh WHO sebagai
teknik sirkumsisi yang paling aman. Salah satunya juga digunakan di Afrika.
Dari 250 juta penduduk Indonesia, setiap tahun setidaknya
ada dua juta anak laki-laki yang harus disunat. Sayangnya, saat ini yang
disunat menggunakan klem masih sangat sedikit, yakni hanya sebesar satu persen
dari jumlah laki-laki disunat.
Dahulu teknik klem memang mahal karena bahan yang digunakan
harus impor dan disesuaikan dengan kurs dolar AS. Namun, saat ini teknik klem
cukup murah karena alatnya sudah dapat kita produksi sendiri dengan kualitas
yang lebih baik tentunya.
Sumber:
Republika 23 Desember 2015 Hal 23