Peran Wali Songo Yang Diabadikan Sejarah
Sunan Gresik
Maulana Malik Ibrahim atau Syekh Magribi. Hal ini karena ia
diduga berasal dari wilayah Magribi (Afrika Utara). Namun hingga kini, tidak
diketahui secara pasti sejarah tentang tempat dan tahun kelahirannya.
Ia diperkirakan lahir sekitar pertengahan abad ke-14. Sunan
Gresik diyakini sebagai pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.
Upaya menghilangkan sistem kasta dalam masyarakat pada masa
itu menjadi objek dakwah Sunan Gresik. Cita-cita dan perjuangannya menyebarkan
Islam di Jawa kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Sunan Ampel.
Sunan Ampel (Campa, Aceh, 1401-Tuban, Jawa Timur, 1481)
Nama aslinya Raden Rahmat. Ia adalah putra Sunan Gresik dari
istrinya yang bernama Dewi Candrawulan. Sunan Ampel adalah penerus cita-cita
dan terkenal sebagai perencana pertama kerajaan Islam di Jawa.
Ia memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel
Denta dekat Surabaya, sehingga, ia dikenal sebagai Pembina pondok pesantren
pertama di Jawa Timur.
Di pesantren inilah, Sunan Ampel mendidik para pemuda Islam
untuk menjadi tenaga dai yang akan disebar ke seluruh jawa. Sunan Ampel
tercatat sebagai perancang Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Sunan Bonang (Ampel Denta, Surabaya 1465-Tuban 1525)
Ia adalah pencipta gending pertama untuk mengembangkan
ajaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. Ia adalah putra Raden Rahmat dari
perkawinanya dengan Dewi Candrawati dan merupakan saudara sepupu Sunan
Kalijaga. Ia terkenal dengan nama Raden Maulana Makhdum Ibrahim.
Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Bonang dan para wali
lainnya selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat Jawa yang
sangat menggemari wayang serta music gamelan. Sunan Bonang sendiri menciptakan
lagu yang dikenal dengan tembang durma, sejenis macapat yang melukiskan suasana
tegang, bengis, dan penuh amarah.
Sunan Giri (Blambangan, pertengahan abad ke-15 sampai awal
abad ke-16)
Nama aslinya Raden Paku, disebut juga Prabu Satmata, dan
kadang disebut Sultan Abdul Fakih. Ia adalah putra dari Maulana Ishaq yang
ditugaskan Sunan Ampel untuk mengembangkan Islam di Blambangan.
Sunan Giri dikenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis.
Ia mendidik anak-anak melalui berbagai permainan yang berjiwa agama, misalnya
jelungan, jamuran, gendi ferit, jor, gulag anti, cublak-cublak suweng,
ilir-ilir.
Sunan Drajat (Ampel Denta, Surabaya, 1470-Sedayu, Gresik
Pertengahan abad ke-16)
Nama aslinya Raden Qasim atau Syarifuddin, tetapi karena ia
dimakamkan di daerah Sedayu, kebanyakan masyarakat awam mengenalnya sebagai
Sunan Sedayu. Hal yang paling menonjol dalam dakwah Sunan Drajat adalah
perhatiannya yang sangat serius pada masalah-masalah sosial.
Ia terkenal memiliki jiwa sosial, dan tema-tema dakwahnya
selalu berorientasi pada kegotongroyongan. Ia selalu memberi pertolongan kepada
umum, seperti menyantuni anak yatim dan fakir miskin sebagai suatu proyek
sosial yang dianjurkan agama Islam.
Sunan Kalijaga (akhir abad ke-14 sampai pertengahan abad
ke-15)
Sunan Kalijaga dikenal sebagai seorang wali yang berjiwa
besar, berpandangan jauh, berpikiran tajam, intelek, serta berasal dari suku
Jawa asli. Sunan Kalijaga bernama asli Raden Mas Syahid dan kadang-kadang
dijuluki Syekh Malaya.
Sunan Kalijaga memiliki jasa dalam memperkenalkan media
dakwah melalui wayang dan gamelan. Sunan Kalijaga juga sangat berjasa dalam
perkembangan wayang purwa atau wayang kulit yang bercorak islami seperti
sekarang.
Ia mengarang aneka cerita wayang yang bernapaskan Islam,
terutama mengenai etika. Jasa Sunan kalijaga terhadap kesenian bukan hanya
terlihat pada wayang dan gamelan, tetapi juga dalam seni suara, seni ukir, seni
busana, seni pahat dan kesusastraan.
Sunan Kudus (Abad ke-15, Kudus, 1550)
Nama aslinya Ja’far Sadiq, tetapi sewaktu kecil dipanggil
Raden Undung. Sunan Kudus menyiarkan agama Islam di daerah Kudus dan
sekitarnya. Dia memiliki keahlian khusus dalam bidang ilmu agama, terutama
dalam ilmu fikih, tauhid, hadis, tafsir, serta logika.
Dalam melaksanakan dakwah dengan pendekatan kultural, Sunan
Kudus menciptakan berbagai cerita keagamaan. Yang paling terkenal adalah
Gending Maskumambang dan Mijil. Sunan Kudus juga mendirikan masjid di daerah
Loran pada 1549. Masjid itu diberi nama Masjid Al-Aqsa atau Al-Manar.
Sunan Muria (Abad ke 15-16)
Salah seorang walisongo yang banyak berjasa dalam menyiarkan
agama Islam di pedesaan di Pulau Jawa. Ia adalah putra Sunan Kalijaga. Nama
aslinya Raden Umar Said atau Raden Said, sedang nama kecilnya adalah Raden
Prawoto.
Cara yang ditempuh Sunan Muria dalam menyiarkan Islam adalah
dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat
biasa. Ia menciptakan tembang dakwah Sinom dan Kinanti.
Sunan Gunung Jati (Makkah, 1448-Gunung Jati, Cirebon, Jawa
Barat 1570)
Salah seorang dari Wali Songo yang banyak berjasa dalam
menyebarkan Islam di Pulau Jawa, terutama di daerah Jawa barat. Ia juga pendiri
Kesultanan Cirebon. Nama aslinya Syarif Hidayatullah. Dialah pendiri dinasti
raja-raja Cirebon dan kemudian Banten.
Republika 28 Februari 2016