Adab Terhadap Jin dan Setan
-
Menyadari bahwa jin menurut
aslinya tidak dapat dilihat oleh mata dan tidak diketahui bentuk hakikatnya.
-
Meyakini bahwa untuk
mengetahui tentang jin atau setan hanya diperoleh berdasar informasi yang
diberitakan hanya oleh Allah maupun rasul-Nya.
-
Meyakini bahwa jin itu
golongan roh, tetapi mereka juga tidak mengetahui hal yang gaib (QS. Saba: 14).
-
Meyakini bahwa jin
diciptakan lebih dahulu, sebelum manusia diciptakan dari samum, yakni nyala api
murni yang sangat panas tanpa asap (QS. Al-Hijr: 26-27; QS. Ar-Rahman: 15).
-
Meyakini bahwa jin dapat
menjelma diri dalam bentuk lain yang kasar sehingga dapat dilihat mata.
-
Meyakini bahwa jin
diperintah juga oleh Allah untuk menjalankan syariat dengan mengikuti rasul
dari golongan manusia (QS. Al-An’am: 130).
-
Meyakini bahwa jin, ada
yang berperangai shaleh da nada juga yang jahat, ada yang taat dan ada yang
durhaka (QS. Al-Jin: 11-15)
-
Meyakini bahwa jin
diciptakan oleh Allah, tidak lain kecuali untuk beribadah kepada Allah (QS.
Az-Zariyat: 56).
-
Meyakini bahwa jin yang
berbuat baik juga mendapat balasan dari ketaatan yang dilakukannya (QS. Al-Jin:
16-17).
-
Meyakini bahwa jin yang
berbuat jahat dan durhaka juga mendapat ancaman dan siksa akibat perbuatannya
(QS. Ar-Rahman: 31-34).
-
Meyakini bahwa iblis
berasal dari golongan jin yang membangkang setelah diperintah Allah untuk sujud
pada Adam (QS. Al-Baqarah: 34; QS. Al-Kahfi: 50).
-
Meyakini bahwa iblis diberi
tenggang waktu hidup sampai hari Kiamat atas permintaannya sendiri yang
dikabulkan oleh Allah Ta’ala (QS. Shad: 80-81).
-
Meyakini bahwa iblis juga
mempunyai keturunan dan anak cucu (QS. Al-Kahfi: 50) dan iblis merupakan nenek
moyang dari seluruh setan.
-
Meyakini bahwa iblis dan
setan dapat melihat manusia, sedangkan manusia tidak dapat melihatnya (QS.
Al-A’raf: 27).
-
Setiap muslim hendaknya
berusaha meningkatkan keimanan dan ketawakalan kepada Allah karena setan tidak
mampu menggoda orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah Ta’ala (QS.
An-Nahl: 99; QS. Saba: 20).
-
Setiap muslim hendaknya berusaha
mengikhlaskan setiap amalan karena setan tidak mampu menggoda orang yang ikhlas
dalam menjalankan agamanya (QS. Shad: 82-83; QS. Al-Hijr: 39-40).
- Setiap muslim hendaknya
berusaha memosisikan diri sebagai hamba Allah tidak menghamba kepada setan, sebab
setan tidak mampu menggoda orang-orang yang menghambakan diri kepada Allah
Ta’ala (QS. Al-Isra: 62-65).
-
Setiap muslim hendaknya
berusaha tidak menjadikan setan sebagai penolong dan pemimpin.
-
Setiap muslim hendaknya
segera berlindung dan ingat kepada Allah Ta’ala jika dirinya merasa terganggu
akan godaan setan (QS. Al-A’raf: 200-202).
-
Setiap muslim hendaknya
selalu ingat bahwa dirinya selalu diikuti oleh setan untuk digoda dan dijadikan
pengikutnya (QS. Al-An’am: 112).