Sesungguhnya prinsip dienul Islam adalah al-wala’ (loyalitas)
pada Islam dan orang-orang beriman, serta al-bara’ (benci) pada kekafiran dan
orang-orang kafir.
Wujud dari al-wala’ dan al-bara’ adalah kaum muslimin berbeda
dengan orang kafir, serta bangga dengan identitas keislamannya. Allah Ta’ala
berfirman, “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at
(peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu
ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jatsiyah: 18)
(Baca juga: koleksi
kain tenun tapis Lampung terlengkap)
Tidak diragukan lagi bahwa meniru-niru ritual orang-orang kafir
merupakan sebab kecintaan dan keterikatan pada mereka. Allah telah melarang
mencintai orang-orang kafir dan loyal terhadap mereka sebab loyal terhadap
mereka menjadikan kita sebagian dari mereka. Allah Ta’ala berfirman, “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu). Sebagian mereka adalah pemimpin bagi
sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Maidah: 51)
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman, “Kamu tidak akan
mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling
berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya,
sekalipun itu bapak-bapak, anak-anak, atau saudara-saudara, ataupun keluarga
mereka.” (QS. Al-Mujadalah: 22)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa
yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Daud
no. 4031)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Seringan-ringan kedudukan
hadits ini menghukumi haramnya meniru-niru mereka (orang-orang
kafir red.).”
Kategori Ikut Serta Perayaan Hari Besar Orang Kafir
- Pertama, menghadiri dan ikut serta dalam perayaan mereka.
- Kedua, mengimpor perayaan mereka ke negeri-negeri kaum
muslimin
- Ketiga, menyerupai atau meniru-niru perbuatan mereka yang
menjadi ciri khas hari besar mereka
- Keempat, memberi mereka hadiah dan membantu mereka dalam rangka
hari besar mereka seperti berjual-beli barang-barang kebutuhan hari raya
mereka.
- Kelima, membantu seorang muslim untuk meniru mereka.
- Keenam, mengucapkan ‘selamat’ dalam perayaan hari besar
mereka.
- Ketujuh, menggunakan nama dan istilah ritual ibadah
orang-orang kafir.
Sumber:
Team Fakultas Dakwah dan Ushuluddin Universitas Ummul Qura’
Makkah Al-Mukarramah. 2006. Valentine Day, Ritual Paganisme
dan Budaya Nasrani terjemah Rafanda. Purwokerto: Al-Kahfi Press