Dimana Keberkahan Itu?
Kita sering mengucapkan, mendengar, berdoa dan berharap
untuk mendapatkan keberkahan, baik umur yang berkah, keluarga yang berkah,
ataupun harta yang berkah. Namun pernahkah itu bertanya, bagaimana cara untuk
memperolehnya? Dimana bisa kita dapatkan keberkahan itu? Apakah keberkahan itu
hanya terwujud dalam jamuan makanan yang kita bawa pulang saat kenduri,
tahlilan, maulidan? Atau, apakah keberkahan itu hanya milik para kiai, tukang
ramal, atau para juru kunci kuburan, sehingga bila salah seorang memiliki suatu
hajatan, maka ia datang kepada mereka untuk ngalap berkah atau mencari berkah
agar hajatnya tercapai?
Tabarruk berarti mencari berkah, kebaikan, dan kebahagiaan
dengan media yang diistimewakan Allah. Diistimewakan karena Allah telah
menyematkan atau mengalirkan keberkahan kepadanya. Berkah juga didefinisikan
secara ilmiah sebagai energi positif yang luar biasa dahsyatnya, yang terpancar
ketika seseorang berhubungan dengan suatu media, tentu saja atas izin Allah
Ta’ala.
Kisah Ummu Salamah sebelum menjadi istri Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dapat kita ambil hikmahnya. Ia bertutur, bahwa
ketika suaminya, Abu Salamah meninggal, ia sangat sedih. Abu Salamah sendiri
seorang sahabat yang terkenal kesalehannya, karena peran besarnya dalam hijrah.
Sampai-sampai Ummu Salamah berkata, “Aduhai, siapakah lelaki muslim yang lebih
baik dari Abu Salamah?”
Ummu Salamah berusaha tegar. Ia lantas mengucapkan doa
seperti yang diajarkan Rasulullah yang artinya, “Ya Allah, anugerahi ganjaran
dalam musibahku ini, dan berikanlah aku pengganti dengan yang lebih baik.”
Akhirnya, Ummu Salamah benar-benar mendapat ganti seorang suami yang tentu
lebih baik dari Abu Salamah, dialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sumber:
Adhi Azfar, Menjadi Orang Kaya yang Berkah, Kalam Pustaka:
2010