Di antara hal yang dapat membinasakan anak cucu Adam adalah
perbuatan menunda-nunda. Orang bijak berkata, "Barangsiapa yang menanam
benih 'nanti', maka akan tumbuh sebuah tanaman bernama 'mudah-mudahan', yang
memiliki buah bernama 'seandainya', yang rasanya adalah 'kegagalan dan
penyesalan'."
Benar seperti apa yang dikatakan oleh seorang penyair,
"Waktu itu laksana pedang, jika Anda tidak memanfaatkannya, maka dia akan
menebas Anda." Disebutkan Ibnu Mubarak—rahimahullah—dalam kitab Az-Zuhd bahwa
ada sebagian ulama tabi'in yang berkata, "Ketika sakaratul maut datang,
kata-kata 'nanti' pasti akan membuat kalian menyesal."
(Baca juga: koleksi
kain tenun tapis Lampung terlengkap)
NILAI SEBUAH WAKTU
- Menurut Al Qur'an
Allah Subhanahu wa ta'ala telah bersumpah
dengan waktu-waktu tertentu dalam beberapa surah Al-Qur'an, seperti al-lail (waktu
malam), an-nahâr (waktu siang), al-fajr (waktu
fajar), adh-dhuhâ (waktu matahari sepenggalahan naik), al-'ash (masa).
Ketika Allah Subhanahu wa ta'ala bersumpah
dengan sesuatu dari makhluk-Nya, maka hal itu menunjukkan urgensi dan keagungan
hal tersebut. Dan agar manusia mengalihkan perhatian mereka kepadanya sekaligus
mengingatkan akan manfaatnya yang besar.
- Menurut Sunnah
Seluruh manusia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap nikmat
waktu yang telah Allah berikan kepadanya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, "Tidak akan bergeser kaki
seorang hamba pada hari Kiamat sampai ia ditanya tentang empat perkara, tentang
badannya, untuk apa ia gunakan; tentang umurnya, untuk apa ia habiskan; tentang
hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan; dan tentang
ilmunya, bagaimana ia beramal dengannya." (HR. Tirmidzi,
dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun
telah mengabarkan bahwasanya waktu adalah salah satu nikmat di antara
nikmat-nikmat Allah kepada hamba-hamba-Nya yang harus disyukuri. Jika tidak,
maka nikmat tersebut akan diangkat dan pergi meninggal pemiliknya. Manifestasi
dari syukur nikmat adalah dengan memanfaatkannya dalam ketaatan dan amal-amal
shaleh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Ada
dua nikmat yang kebanyakan orang merugi padanya ; waktu luang dan
kesehatan." (HR. Bukhâri).
WAKTU LUANG, MANFAATKANLAH!
Waktu luang adalah salah satu nikmat yang banyak dilalaikan oleh
manusia. Maka Anda akan melihat mereka menyia-nyiakannya dan tidak
mensyukurinya. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah
bersabda, "Gunakanlah lima perkara sebelum datang yang lima; masa
mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu,
waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu, waktu luangmu sebelum datang waktu
sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang ajalmu." (HR. Hâkim,
dishahihkan oleh Al-Albâni).
KIAT-KIAT MENJAGA WAKTU
- Camkan, waktu yang berlalu tak mungkin kembali!
Setiap waktu akan berlalu. Tak mungkin mengembalikan dan
menggantikannya. Inilah makna perkataan Al Hasan—rahimahullah,
"Tiada hari yang berlalu atas anak Adam kecuali ia akan berkata,
"Wahai Anak Adam! Aku adalah hari yang baru, dan atas segala perbuatanmu
ada saksi. Apabila aku meninggalkanmu, maka aku tidak akan pernah kembali
kepadamu. Maka kerjakanlah apa yang kau kehendaki, engkau akan mendapatkannya
di sisimu. Dan tundalah apa yang engkau kehendaki, maka ia tidak akan pernah
kembali selamanya."
- Jauhi berteman dengan orang-orang yang menyia-nyiakan waktu
Berteman dengan orang-orang malas dan berbaur dengan orang-orang
yang biasa menyia-nyiakan waktunya akan berpengaruh terhadap tindakan dan
perbuatan Anda. Abdullah bin Mas'ud berkata, "Kenalilah seseorang dengan
melihat dengan siapa ia berteman, karena orang yang menemaninya adalah semisal
dengannya."
- Ingatlah bahwa Anda akan ditanya tentang waktu Anda di hari
kiamat
Ketika manusia berdiri di hadapan Rabb-nya pada hari
itu, lalu ia ditanya tentang umurnya, bagaimana ia menghabiskannya? Di mana ia
manfaatkan? Dalam hal apa ia gunakan?
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak
akan bergeser kaki seorang hamba sampai ia ditanya tentang lima perkara.
Tentang umurnya, di mana ia habiskan? Tentang masa mudanya, dalam hal apa ia
habiskan?...."
Maka, seyogyanya bagi orang-orang yang berakal memanfaatkan
waktu luangnya dengan perkara-perkara yang baik. Jika tidak, maka nikmat
tersebut akan berubah menjadi bencana.
Sumber:
Buletin Al Fikrah Ed.30/Th.VI/21 Rajab 1427