Orang-orang yang cerdas selalu harus senantiasa berhati-hati dan
mewaspadai akibat-akibat dosa dan maksiat. Dialah Allah Yang Maha Adil; Dia
akan memutuskan segala perkara manusia dengan seadil-adilnya, meskipun kita
tahu bahwa kesabaran-Nya cukup luas menampung gunungan dosa para hamba-Nya.
Meskipun demikian, perlu disadari bahwa Dia berkehendak mutlak. Jika Dia hendak
mengampuni dosa yang sangat besar sekalipun, maka akan Dia mengampuninya. Namun
jika memilih untuk menyiksa manusia akibat dosa yang kecil sekalipun, Dia juga
pasti melakukannya.
(Baca juga: koleksi
kain tenun tapis Lampung terlengkap)
Oleh karena itu, berhati-hatilah. Banyak sekali manusia yang
berlebih-lebihan dan selalu bergumul dengan dosa-dosa dan kezaliman, baik yang
terang-terangan maupun yang sifatnya rahasia. Pada akhirnya, tanpa mereka pernah
duga, mereka kelelahan sendiri dengan perilaku mereka, hingga tercerabutlah
akar-akar prinsip hidupnya. Mereka telah keliru membangun kaidah dan prinsip
hidup dalam keluarganya. Itu semua karena mereka melalaikan sisi-sisi kewajiban
mereka pada Allah.
Mereka menyangka bahwa amal baik yang mereka lakukan akan
melebihi maksiat yang pernah mereka perbuat, namun perhitungan mereka keliru.
Mereka kemudian terhempas gelombang tipu daya setan yang menenggelamkannya.Saya juga melihat banyak
orang yang mengaku-ngaku sebagai orang-orang berilmu, namun mereka tak pernah
merasakan kenikmatan dan kelezatan saat berdua dengan Allah di kesendiriannya.
Mereka pun telah meninggalkan keindahan berzikir di saat berada di tengah manusia.
Mereka ada namun seperti tiada. Keberadaannya tiada berarti dan tiada bermakna.
Senantiasa perhatikan pengawasan Allah. Kelak, timbangan
keadilan-Nya akan mengungkapkan hal-hal yang kecil sekalipun dan balasan pasti
akan menimpa orang-orang yang bersalah meskipun dalam waktu yang mungkin agak
lama. Janganlah berharap terlalu besar untuk memperoleh ampunan-Nya, sebab yang
demikian hanya akan menjadikanmu lalai-selalainya. Pekerjaan dosa pastilah
memiliki akibat yang sangat buruk. Ingatlah Allah dalam kesendirian Anda.
Sebutlah nama-Nya selalu dalam batin dan perbaikilah niat Anda, karena Allah
selalu waspada mengawasi.
Berhati-hatilah, jangan sampai Anda tertipu dengan kelapangan
maaf-Nya dan kemulian-Nya, sebab betapa seringnya Dia terus-menerus melimpahkan
nikmat kepada para pendosa. Padahal sebenarnya hal itu adalah siksaan baginya.
Waspadalah terhadap kesalahan diri sendiri dan bersungguh-sungguhlah untuk
menghapusnya. Tidak ada yang lebih bermanfaat selain rasa rendah diri di
hadapan-Nya, sambil selalu waspada terhadap kesalahan-kesalahan. Jika renungan
saya ini dihayati dalam-dalam oleh mereka yang benar-benar sadar, akan sangat
terasa manfaat dan gunanya.
Shaidul Khadir, Ibnu Al-Jauzi: Maghfirah Pustaka