Bagaimana dampak minuman berkarbonasi bagi kesehatan? Dr. Hyon Choi dari Boston University melaporkan bahwa resiko penyakit ini bahkan lebih tinggi di antara partisipan yang menyebutkan dirinya minum dua kaleng atau lebih minuman bersodan dengan pemanis perhari.
Minuman berkarbonasi diproses dengan penginjeksian gas-gas karbon dioksida ke dalam minuman, sehingga memiliki penampilan gelembung-gelembung yang memberi kesan segar. Gelembung-gelembung karbon dioksida tersebut juga memberi efek kepuasan yang sangat khas bila dikonsumsi, yaitu rasa menggigit di lidah. Komposisi minuman ringan umumnya sangat sederhana, terdiri dari 90% air dan sisanya merupakan kombinasi pemanis buatan, gas karbon dioksida, perasa, pewarna, asam fosfat, kafein, dan beberapa mineral.
Bagi mereka yang hobi mengkonsumsi minuman berkarbonasi ini maka ia harus bersiap mengalami kerusakan gigi karena minuman ini akan mengikis enamel gigi sekuat zat asam yang ada pada baterai.
Peneliti lain melaporkan resiko yang lebih parah. Dalam tiga menit setelah meminum softdrink, terjadi pengikisan enamel 10 kali lebih kuat dibandingkan dengan minuman jus buah. Menurut para ahli, kandungan asam sitrat yang terdapat dalam beberapa jenis minuman soda menjadi biang keladinya. Asam sitrat merupakan zat asam yang paling kuat mengikis enamel dan banyak ditemukan dalam softdrink. David Ludwig dari rumah sakit anak-anak di Boston menemukan bahwa 75% anak-anak mengkonsumsi minuman ringan hampir di setiap hidangan mengalami dampak kekurangan kalsium.
Minuman bersoda ini juga dikaitkan dengan kerusakan ginjal. Orang yang sering mengkonsumsi minuman berkarbonasi beresiko lebih besar terkena kerusakan ginjal, termasuk batu ginjal karena adanya kalsium karbonat sebagai efek karbon yang dikandung di dalam minuman ini bisa mengendap di ginjal. Dan bila terus berlanjut, maka endapan di ginjal itu dikhawatirkan akan menggumpal, menjadi batu ginjal.
Sebagai sebuah produk yang telah lolos dari uji kesehatan, minuman berkarbonasi tentu aman dikonsumsi jika dalam batas yang wajar. Resiko bisa terjadi dalam jangka waktu yang lama secara terus-menerus. Oleh karena itu, konsumsi dalam jumlah yang wajar sangat dianjurkan. Lebih dari itu, periksa pula logo halal pada setiap kemasan yang hendak dikonsumsi, karena selain terbebas dari minuman yang haram, logo halal juga menjamin keamanan minuman yang hendak dikonsumsi.
Sumber:
Jurnal Halal No. 87 Januari-Februari Th. XIV 2011