- Penetapan bahwa kewalian itu adalah milik Allah. Maksudnya,
Allah Ta’ala memliki wali-wali. Allah berfirman, “Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran pada mereka dan tidak
pula mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu
bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63).
- Kemuliaan para wali di sisi Allah, yaitu jika seseorang
memusuhi mereka, maka Allah telah mengumumkan permusuhan dengannya.
(Baca juga: koleksi
kain tenun tapis Lampung terlengkap)
- Memusuhi para wali Allah termasuk dosa besar karena Allah
memerangi orang-orang yang memusuhi wali-Nya.
- Amalan wajib lebih dicintai Allah daripada amalan sunnah. Ini
berdasarkan firman-Nya, “Tidaklah ada taqarrub-nya seorang hamba kepada-Ku
yang lebih Aku cintai kecuali dengan beribadah dengan apa yang Aku wajibkan
kepadanya.”
- Adanya isyarat bahwa perintah Allah ada dua macam: wajib dan
sunnah.
- Penetapan mahabbah (cinta) kepada Allah. Ini
berdasarkan firman-Nya, “…lebih Aku cintai daripada amalan yang aku
wajibkan kepadanya.” Cinta adalah sebuah sifat yang berada dalam Dzat Diantara
buah dari cinta itu adalah kebaikan yang dianugerahkan oleh Allah kepada orang
yang dicintai, pahala, dan kedekatan dari-Nya.
- Amalan-amalan itu sendiri mempunyai keutamaan yang
berbeda-beda.
- Adanya dalil tentang pendapat yang dipegang ahlu sunnah
wal jama’ah bahwasanya iman itu bertambah dan berkurang, Apabila
tingkat kecintaan Allah terhadap amalan itu berbeda-beda, maka ini menunjukkan
bahwa iman itu dapat bertambah dan berkurang sesuai dengan tingkat keutamaanya
(tingkat keutamaan amalan yang dikerjakannya).
- Jika seseorang semakin dekat kepada Allah dengan mengerjakan
amal shalih, maka hal itu lebih membuat doa dan permohonan perlindungannya
dikabulkan Allah. Ini berdasarkan firman-Nya dalam hadits diatas, “Dan
apabila dia meminta-Ku, pasti Aku akan memberinya, dan apabila dia memohon
perlindungan kepada-Ku, pasti Aku akan melindunginya.”
Sumber:
Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi, dita’liq oleh Syaikh
Al-Utsaimin: Media Hidayah.