Wudhu bisa menggugurkan dosa ruas-ruas anggota tubuh.
Wudhu, sebuah amal yang kerap dianggap biasa, tetapi
memiliki keutamaan yang amat besar. Wudhu kerap dimaknai hanya sebuah ritual
membasuh anggota tubuh sebelum shalat. Padahal, maknanya jauh melebihi itu.
Wudhu mendapat tempat penting dalam kitab-kitab fikih.
Biasanya ia diletakkan di awal pembahasan bersama dengan bahasan bersuci.
Bersuci, khususnya wudhu, menjadi pembuka amaliah yang amat penting, yakni
shalat. Tanpa bersuci, tidak akan sah shalat seorang muslim. Wudhu menjadi
pembuka amal-amal lain yang terlihat lebih besar.
Makna wudhu secara spiritual juga amatlah membekas. Wudhu
menjadi terminal seorang mukmin untuk membersihkan diri. Bersih baik secara
fisik maupun suci secara batin. Basuhan air ke anggota tubuh saat berwudhu akan
menghilangkan hadas. Basuhan yang sama juga akan menggugurkan dosa.
Siapakah makhluk yang bernama manusia yang berani
mendeklarasikan diri bebas dari dosa? Hanya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
yang memiliki sifat maksum. Selebihnya, termasuk kita, adalah gudangnya khilaf
dan alpa. Dosa-dosa yang amat kotor jikalau ia tampak itu akan mengerak dalam
hati. Menutup kalbu hingga hitam pekat. Sehingga, sebuah cahaya akan kesulitan
menembus dindingnya.
Allah Ta’ala yang Maha Pengampun menyiapkan banyak sarana
untuk mencuci dan membilas dosa-dosa kita agar tak makin legam. Wudhu adalah
salah satu di antara sarana penyucian diri.
Adalah Amr bin Abasah yang bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim. “Wahai
Rasulullah, beri tahukan aku tentang wudhu.”
Pertanyaan Amr ini akan menjadi sejarah sekaligus kabar
gembira bagi umat. Kabar gembira karena jawaban sang nabi nantinya akan
mengurai panjang keutamaan wudhu dalam menggugurkan dosa-dosa dalam tubuh.
“Tidaklah salah seorang dari kalian mendekati air wudhunya,
kemudian berkumur-kumur, memasukkan air ke hidungnya lalu mengeluarkannya
kembali, melainkan gugurlah dosa-dosa di (rongga) mulut dan rongga hidungnya
bersama air wudhunya.” Kata Rasulullah.
“Kemudian (tidaklah) ia membasuh mukanya sebagaimana yang
Allah perintahkan, melainkan gugurlah dosa-dosa wajahnya melalui ujung-ujung
janggutnya bersama tetesan air wudhu.”
Lanjut Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Kemudian
(tidaklah) ia membasuh kedua tangannya sampai ke siku, melainkan gugurlah
dosa-dosa tangannya bersama air wudhu melalui jari-jari tangannya.”
“Kemudian (tidaklah) ia mengusap kepalanya, melainkan gugur
dosa-dosa kepalanya bersama air melalui ujung-ujung rambutnya, kemudian
(tidaklah) ia membasuh kedua kakinya, melainkan gugur dosa-dosa kakinya bersama
air melalui ujung-ujung jari kakinya.”
Republika 15 April 2016