Perempuan di usia 20, 30, 40 tahun, dan seterusnya mempunyai
perbedaan tujuan perencanaan keuangannya. Usia 20 biasanya identik dengan first
jobber. Pada fase ini, orang perlu membangun kebiasaan keuangan yang sehat.
Keuangan sehat itu dimulai untuk peduli pada keuangannya dan mempunyai keuangan
yang teratur, yakni tidak deficit dan harus memiliki dana darurat.
Sementara itu, pada usia 30 tahun, orang memiliki titik
tekan untuk membangun aset sekaligus menajamkan kembali tujuan-tujuan keuangan.
Perempuan sudah harus berpikir untuk tujuan jangka panjang, salah satunya dana
pension. Pada usia 40 tahun, perempuan mencapai usia matang. Akan sangat
disarankan pada saat itu mereka sudah mempunyai aset produktif, dana pension,
serta mencapai beberapa tujuan keuangan. Perempuan harus mampu mempertahankan
gaya hidup sederhana setelah bekeluarga.
Seperti halnya kematangan emosional, kematangan dalam hal
keuangan juga bisa dipengaruhi oleh usia. Makin awal seorang perempuan melek
finansial, semakin matang ia dalam membuat keputusan-keputusan terkait
keuangan. Bila sejak muda seorang perempuan tidak mampu bersikap bijak terhadap
keuangan bisa dipastikan ia akan sulit mengelola keuangannya ketika berumah
tangga hingga menjelang usia senja.
Perempuan akan memasuki perubahan besar secara kemandirian
finansial saat memasuki usia dewasa. Ketika itu, ia mulai mempunyai tanggung
jawab, minimal terhadap dirinya sendiri. Pada fase ini, harus ada perubahan
pengelolaan keuangan. Kesiapan mengelola keuangan tidak selalu bergantung pada
faktor usia, tapi lebih pada kesiapan pribadi seseorang memahami pentingnya
tanggung jawab keuangan.
Republika 28 April 2015