Pembekuan darah di vena bagian dalam atau deep vein
thrombosis (DVT) sudah pasti sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain
penyakit ini dapat menyebabkan kematian secara mendadak. DVT merupakan kelainan
thrombosis paling umum ketiga setelah penyakit jantung dan stroke.
Menurut data WHO pada 2004, di Eropa jumlah penderita
gangguan thrombosis DVT ini kurang lebih sebanyak 354,4 juta jiwa. Sementara,
angka kematian akibat DVT di Eropa kurang lebih sebanyak 370 ribu jika per tahun.
Baik venous thrombo embolism (VTE) maupun DVT ternyata dapat
dicegah sejak dini. Salah satunya dengan tidak menganggap remeh nyeri dan
pembengkakan yang kerap dikeluhkan.
Sebagian kasus memang dapat dicegah, dengan mencari tahu
faktor risiko genetic dan tak segan melakukan konsultasi dengan dokter.
Terutama jika pasien mengalami luka yang tak kunjung sembuh, kaki sering
bengkak, dan duduk selama berjam-jam sehingga kerap merasakan nyeri dibagian
kaki dan organ tubuh lain.
Pasien juga perlu memperhatikan kondisi tubuhnya setiap
hari. Apalagi, bagi mereka yang bekerja delapan jam setiap harinya dan harus
duduk di depan meja computer, melakukan gerakan ringan guna meregangkan
otot-otot kaku penting untuk dilakukan agar tubuh tidak pegal dan rasa nyeri sedikit
berkurang.
Nyeri dan pegal adalah faktor pemicu. Jadi, kalau sering
merasakan hal tersebut, selain melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan
dokter, melakukan gerakan ringan penting untuk dilakukan. Jika terus didiamkan,
jelas sangat mengganggu kegiatan sehari-hari dan dapat terjadi pembekuan darah.
Untuk itu, disarankan agar pasien yang memiliki faktor
risiko sering melakukan gerakan ringan tersebut. Selain itu, mempertahankan
berat badan ideal dan mengonsumsi makanan sehat dan seimbang juga penting dilakukan
sebagai bagian dari langkah pencegahan.
Republika 30 Oktober 2015