LGBT adalah penyimpangan seksual sepanjang peradaban
manusia.
Tuntutan dari sebagian kalangan untuk mengakui eksistensi
lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) kian membuat miris hati nurani
kita. Fenomena penyimpangan seksual serupa, pernah terjadi dalam sejarah klasik
peradaban manusia. Ujian ini pernah menimpa Kaum Nabi Luth.
Nabi Luth pernah singgah di suatu negeri yang pada akhirnya
dimusnahkan oleh Allah tanpa sisa. Negeri itu bernama Saduum yang hampir
seluruh penghuninya melakukan kemaksiatan kepada Allah. Mereka tidak taat akan
risalah yang disampaikan oleh Nabi Luth.
Ketika itu, negeri Saduum sudah rama dengan berbagai
aktivitas manusia. Setelah Luth menghabiskan beberapa langkah, aktivitas sosial
di tempat itu terlihat biasa saja. Namun setelah lama-kelamaan, semakin banyak
aktivitas yang tidak berprikemanusiaan yang dilihatnya.
Sebelum Luth melihat segala macam kejahatan seperti
perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, Luth melihat banyak lelaki bersolek
layaknya seperti wanita. Hal itu dilakukan di rumah dan juga di luar rumah.
Awalnya pemandangan itu dia anggap suatu hal yang biasa saja, tetapi
lama-kelamaan perilaku menyimpang semakin para karena setiap orang melakukan
hal yang sama. Makin para ketika melihat sesama jenis bercumbu mesra di muka
umum.
Meski di antara laki dan perempuan memiliki pasangan normal,
mereka yang laki-laki tetap saling memperebutkan laki-laki untuk dijadikan
pelampiasan hawa nafsu. Bahkan, mereka bisa saling bunuh untuk mendapatkan
seorang pria untuk dijadikan pasangan.
Dapat dibayangkan, betapa buruk dan celakanya nasib
perempuan pada saat itu di negeri Saduum. Karena tidak ada laki-laki yang suka
pada perempuan, yang akhirnya timbul kekecewaan melakukan hal yang sama menyukai
sesama jenis mereka (lesbian).
Kerusakan moral masyarakat ini terjadi merata di semua
lapisan masyarakat. Demikianlah hidup mereka selama puluhan tahun, sehingga
kejahatan, dan kemesuman semakin menjadi-jadi.
Terhadap kaum seperti itulah, akhirnya Allah menurunkan
perintah kepada Nabi Luath untuk tetap tinggal di negeri Saduum. Allah
perintahkan Luth untuk membimbing kaum sesat yang tidak mau menyembah Allah,
supaya menjauhi segala kejahatan dan kemesuman, serta menghentikan semua
kejahatan yang sudah menjadi tabiat dan adat di antara mereka, yaitu menyukai
sesame jenis.
Gigih Menasihati
Akan tetapi, segigih-gigihnya Nabi Luth menyampaikan
nasihat, tidak membuat mereka sadar, malah mereka menentang akan melakukan hal
yang sama terhadap Nabi Luth. Mendengar hal seperti itu Nabi Luth menghadapinya
dengan sabar, dia tak bosan menyampaikan apa yang diperintahkan Allah.
Setelah lelah dengan ejekan dan makian, akhirnya Nabi Luth
berdoa kepada Allah, dia memohon agar kaumnya yang sesat itu diberi petunjuk.
Jika ternyata sudah tidak dapat diberi petunjuk, Nabi Luth memohon agar
diturunkan azab yang dahsyat sehingga mereka insaf kembali atau musnah sama
sekali.
Allah kemudian memerintahkan kepada Nabi Luth untuk
meninggalkan negerinya bersama pengikutnya yang beriman.
Sepeninggal Nabi Luth dan pengikutnya yang beriman, mulailah
turun azab dari Allah terhadap negeri Saduum. Langit mulai gelap, angina
berhembus kencang dan bumi bergetar yang membuat semua bangunan yang ada di
negeri Saduum hancur lebih.
Dalam sekejap mata saja, negeri Saduum itu rata dengan
tanah, tidak ada penduduk yang selamat di negeri itu kecuali putri dan kaum
Nabi Luth yang beriman.
Sungguh mengerikan azab Allah yang dilimpahkan kepada kaum
Nabi Luth karena kejahatan yang mereka lakukan sudah sedemikian buruknya.
Republika 6 Desember 2015