Kejadian kanker usus sedikit lebih banyak diderita pria
dibanding wanita berusia 40-70 tahun.
Kanker usus merupakan suatu penyakit dengan kasus yang cukup
tinggi di dunia. Penyakit ini berawal dari tumbuhnya tumor ganas yang menyerang
organ pencernaan, terutama usus besar manusia. Namun, pertumbuhan sel yang
tidak normal ini juga bisa terjadi di usus kecil dan anus.
Siapapun bisa saja
terkena kanker usus. Namun kebanyakan kasus terjadi pada orang berusia di atas
40-70 tahun, baik pria maupun wanita. Walau secara statistic, pria sedikit
lebih rentan terkena kanker usus dibandingkan wanita. Belum ada penelitian
lebih lanjut untuk membuktikannya.
Kanker usus kebanyakan terjadi di area rectum atau bagian
usus besar paling bawah. Orang seringkali mengira ini penyakit hemoloid atau
ambeien.
Pada stadium yang lebih lanjut, jika dibiarkan, tumor
tersebut akan semakin membesar dan mengakibatkan sering buang air besar
berdarah, sulit buang air besar, sering mencret, tidak bisa buang angina, dan
mengakibatkan perut menjadi kembung.
Jika sudah seperti itu, jalan satu-satunya yang harus
dilakukan adalah membedah perut dan mengeluarkan kotoran dari dalam usus. Namun
kanker usus biasanya didiagnosis dengan metode kolonoskopi.
Faktor penyebab utam penyakit ini sebenarnya belum diketahui
lebih jelas. Dugaan sementara penyakit ini timbul akibat pola hidup yang tidak
sehat melalui konsumsi makanan, faktor genetic, obesitas, dan jarang makan
sayur dan buah pun terkadang dapat memicu terjadinya kanker usus.
Hal ini karena makanan yang kurang serat nabati akan
menyebabkan proses pencernaan menjadi kurang sehat. Sehingga, makanan yang
terlalu banyak mengandung lemak, protein kolesterol, dan kalori tinggi bisa
membuat usus bekerja terlalu keras dan menimbulkan masalah penyakit kanker
usus.
Bagi mereka yang terkena kanker usus, disarankan agar pasien
segera berkonsultasi dengan dokter ahli. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
letak tumor ganas yang menyerang tubuh, apakah di usus besar kanan, tengah, atau
kiri. Selain dari letak tumor, lama operasi bergantung dari jenis operasi yang
dilakukan, baik itu melalui laparoskopi maupun pembukaan perut.
Dari situ dokter akan melakukan rencana tindakan pembuangan
total atau tidak. Jika bisa dibuang, usus akan dipotong dan langsung dengan
suatu alat atau jahitan sehingga anus dapat berfungsi normal dan pasien hanya
perlu melakukan kemoterapi lebih lanjut.
Bila sambungan itu terlalu dekat dengan anus dan
dikhawatirkan terjadi kebocoran, dokter biasanya membuat saluran pembuangan
sementara melalui usus sebelah kanan. Setelah itu, dokter akan melihat kondisi
usus, jika sudah normal, amkan disambung lagi ke saluran anus.
Tindakan operasi memang diangga suatu tindakan yang sangat
tepat guna menolong pasien kanker usus. Namun bisa tidaknya operasi terhadap
pasien, bergantung pada stadium kankernya. Semakin lanjut stadium yang diderita
pasien, semakin besar risiko tindakan tersebut.
Penting untuk mengetahui tingkat stadium tersebut sedini
mungkin sehingga penanganannya pun tentu akan lebih mudah dilakukan.
Untuk mencegah berkembangnya kanker, baik pada pasien kanker
pascaoperasi maupun mereka yang belum terkena, adalah dengan mengonsumsi
makanan mengandung serat seperti padi, jagung, kentang, wortel, sayuran, serta
buah-buahan. Konsumsi air putih sebanyak dua liter sehari juga membantu
melancarkan proses pencernaan.
Pengaturan pola makanan ini dirasa sangat penting. Soalnya
pada pasien kanker usus stadium lanjut dan dilakukan operasi, ada kemungkinan
sel-sel ganasnya bisa menyebar ke organ lain. Sel tersebut bisa menyerang
liver, tulang, dan paru-paru.
Republika 31 Agustus 2015 Hal. 24