Pentingnya menjaga kebersihan genetalia dari smegma agar
terhindar dari infeksi.
Kebersihan pangkal kesehatan. Kiranya pribahasa itu cocok
bagi kita semua dalam menjaga kebersihan dan kesehatan di sekitar. Kebersihan
dan kesehatan ini berlaku tidak hanya bagi lingkungan, tapi juga bagi anggota
tubuh kita, termasuk kebersihan dan kesehatan daerah genitalia atau daerah
kelamin.
Khusus untuk pria, menjaga kebersihan di daerah genetalia
ternyata dapat mencegah iritasi, infeksi, hingga terjadinya kanker pada
genitalia pria. Untuk menjaga kebersihan daerah tersebut, ternyata juga tidak
perlu menggunakan pembersih khusus. Sebab, yang terpenting adalah supaya zat
bertekstur seperti krim bisa menumpuk di bawah kulit kulup.
Pada gentalia pria yang tidak disunat, smegma biasanya
terbentuk di kepala alat kemaluan pria dan dibalik kulup. Sedangkan, pada
wanita terdapat smegma di sekitar labium minora.
Daerah genitalia umumnya merupakan daerah tertutup yang
sangat kita lindungi dari dunia luar. Karena itu, daerah genitalia jarang
terkena kotoran dari luar. Namun daerah genitalia menghasilkan smegma yang
sering kita anggap sebagai kotoran.
Smegma ini terbentuk dari sel-sel kulit yang sudah mati.
Jika sering dibersihkan, smegma akan berwarna jernih dan tidak terlihat. Namun,
jika dibiarkan, smegma dapat menumpuk dan bercampur dengan keringat dan minyak
yang diproduksi oleh kelenjar minyak di kulit. Sehingga, smegma tampak seperti
krim berwarna putih atau kekuningan.
Penting untuk menjaga kebersihan smegma karena jika
dibiarkan, smegma dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Bahkan,
dapat menimbulkan bau tidak sedap dari daerah genetalia karena pemecahan minyak
oleh bakteri. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Smegma sebenarnya tidak berbahaya karena fungsinya sebagai
pelumas untuk daerah genital. Pada pria yang tidak disunat, smegma membantu
agar kulup dapat bergerak maju mundur dari kepala alat kemaluan pria tanpa
iritasi.
Namun, smegma yang menumpuk dapat menimbulkan masalah di
kemudian hari. Pada pria, penumpukkan smegma dapat menyebabkan perlengketan
antara kulup dan kepala alat kemaluan pria. Akibatnya, kemaluan pria terasa
sakit saat terjadi ereksi. Pada wanita, nyeri yang sama terjadi jika terjadi
perlengketan akibat penumpukkan smegma di area genital dalamnya.
Penumpukan smegma pada pria dapat menimbulkan balanitis,
yaitu peradangan pada kepala alat kemaluan pria. Tandanya adalah keluarnya
cairan berbau tidak sedap dari alat kemaluan pria.
Balanitis cukup sering dijumpai, bahkan menjadi penyebab
datangnya satu dari 10 pria yang berkunjung ke klinik kesehatan seksual.
Dahulu, smegma yang jarang dibersihkan diduga dapat menyebabkan terjadinya
kanker pada alat kemaluan pria.
Namun, hal ini terbantahkan oleh sejumlah penelitian. Studi
menunjukkan, risiko terjadinya kanker alat kemaluan pria dapat meningkat secara
tidak langsung akibat penumpukkan smegma, yaitu melalui iritasi yang mungkin
terjadi pada kulup dan kepala alat kemaluan pria.
Untuk mencegah semua itu, dihimbau agar para pria rajin
membersihkan smegma secara rutin. Caranya adalah dengan membasuh daerah kelamin
dengan menggunakan air hangat sedikitnya sekali sehari, terutama pada laki-laki
yang tidak disunat.
Penggunaan sabun atau cairan pembersih yang berbau tajam,
deodorant, atau produk lain untuk mencuci daerah kelamin tidak dianjurkan
karena dapat menimbulkan iritasi. Selain itu, untuk mempermudah pembersihan
smegma, salah satu cara yang penting dilakukan adalah penyunatan.
Republika 6 April 2016