Penyebab utama cacingan tak lain adalah cacing itu sendiri.
Cacing bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak langsung antara kulit
dan tanah, atau air yang kotor yang didalamnya telah berkembang telur atau
larva cacing.
Setelah berhasil menembus kulit, cacing kemudian masuk ke
dalam pembuluh darah balik (vena), menuju organ dalam tubuh manusia. Cacing
juga kerap berkembang biak dan berkoloni di dalam usus. Cacing kemudian akan
mengambil nutrisi dan menggigit dinding usus manusia. Hal ini akan membuat
seseorang terkena infeksi cacingan dan berakibat kekurangan gizi.
Jika sudah kekurangan gizi, anak akan merasa letih, anemia,
sering sakit perut, sulit berkonsentrasi, dan kerap merasa gatal di sekitar
anus ketika malam hari. Hal ini disebabkan cacing tersebut sedang bertelur dan
menghasilkan larva yang dikeluarkan lewat anus sehingga dibagian tersebut kerap
terasa gatal.
Awalnya gejala cacingan memang terlihat umum makanya sering
disepelekan. Padahal, kalau tidak segera ditangani akan mengganggu perkembangan
anak. Bahkan, ada anak yang ususnya perlu dioperasi akibat cacing yang ada di
dalam perutnya sudah menyumbat saluran cerna.
Apabila cacing sudah menyumbat usu maka perut si penderita
akan menjadi buncit dan jika terus didiamkan akan terjadi radang usus.
Sehingga, usus akan pecah dan menyebabkan kematian.
Anak dikatakan terkena cacingan ketika dalam fesesnya
ditemukan cacing atau telurnya yang sudah berkembang biak dan mengambil nutrisi
makanan di dalam usus. Terdapat berbagai jenis cacing yang bisa hidup di dalam
usus manusia, di antaranya, cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang, dan
cacing kremi.
Umumnya, cacing mudah tertular pada anak lewat makanan yang
tidak higienis, BAB sembarnagan dan akibat melakukan kontak langsung dengan
anak. Anak-anak yang terlihat sehat bisa saja terkena cacingan. Makanya,
penting untuk diterapkan perilaku hidup sehat.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan tersebut,
masyarakat harus segera melakukan penanganan apabila anak mengalami
gejala-gejala cacingan. Jika perlu, konsultasikan ke dokter dan upayakan
mengonsumsi obat cacingan yang sudah dapat diberikan pada anak mulai usia dua
tahun ke atas. Usia dua tahun sudah bisa mengonsumsi obat cacingan karena pada
usia tersebut anak sudah aktif bergerak dan mulai bermain kotor-kotoran.
Republika 17 November
2015