Gelombang panas mematikan karena dapat berpengaruh pada
metabolisme tubuh. Ini juga memengaruhi kemampuan tubuh meregulasi suhu
lingkungan. Suhu tinggi membuat tubuh memanas, metabolisme meningkat, aliran
darah menderas, dan enzim tubuh berkurang.
Solusi untuk menghindarinya sama untuk sebagian besar orang
dewasa dan anak-anak, yaitu kendalikan suhu tubuh dengan minum yang sangat
banyak, berada di tempat dingin, dan hindari aktivitas di siang hari.
Kondisi lebih riskan terjadi pada bayi, lansia, dan
seseorang dengan gangguan kesehatan kronis. Mereka harus mendapat perawatan
khusus. Sebagian besar kematian saat gelombang panas yaitu gara-gara penyakit
pernapasan dan jantung.
Gelombang panas juga bisa memicu ruam pada kulit, kekurangan
cairan, sakit kepala dan pingsan. Stroke adalah yang paling parah dan
membahayakan. Tubuh tidak dapat lagi mengendalikan suhu, penderita jadi
kebingungan, kehilangan arah, hingga jatuh tak sadarkan diri. Jika tidak segera
ditangani, maka akan mengalami kegagalan organ tubuh hingga kerusakan otak.
Setiap orang yang merasa tidak enak badan harus lebih banyak
minum air. Namun jika seserang sampai kesulitan napas, sakit dada, linglung,
sakit kepala, keram, dan lemah, kondisi tersebut harus segera diatasi dengan
mencari bantuan medis.
Di India, korban tewas di antaranya para tunawisma dan
manula yang menderita stroke dan dehidrasi. Namun, sebagian besar adalah buruh
tani yang harus tetap ke lading demi sesuap nasi.
Republika 5 Juni 2015