Mengenal Sosok Salma binti Qais

Salma binti Qais

Wanita yang dibaiat dua kali.

Salma binti Qais adalah salah seorang sahabiyah dari kalangan Anshar. Ia termasuk dalam golongan orang-orang yang pertama masuk Islam. Ia memeluk Islam dengan perantara Mushab bin Umair ketika berdakwah di Madinah, sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam datang ke kota itu. Ia juga dikenal dengan nama kuniyahnya, Ummul Mundzir.

Ummul Mundzir mendapat julukan mubayi’at al-baitain yang artinya orang yang dibaiat dua kali. Baiat pertama dilakukan bersama para perempuan kaum Anshar. Ketika itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan mereka untuk tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak mereka, tidak menyebarkan fitnah, tidak bermaksiat kepada Allah, dan tidak mencurangi suami.

Salma berkata kepada salah seorang perempuan dari mereka, “Kembalilah, lalu tanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apa yang dimaksud dengan mencurangi suami kami.”
Perempuan itu lalu kembali kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau menjelaskan, “Kamu mengambil hartanya lalu melayani setengah hati.” (HR. Ahmad)

Baiat kedua dilakukan Ummul Mundzir di bawah pohon. Ini terjadi pada tahun 6 H dan dikenal dengan nama baiat ar-ridwan. Ketika itu kaum musyrikin menahan Utsman bin Affan di Makkah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyeru kaum muslim agar berbaiat kepada Allah. Salah seorang yang dibaiat yaitu Ummul Mundzir. Ketika itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam 

bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang mengikat baiat dibawah pohon ini.” (HR. Bukhari)
Tak hanya menjadi yang pertama memeluk Islam dan melakukan dua kali baiat, Ummul Mundzir juga berperan dalam masuknya seseorang dalam Islam.

Dikisahkan dalam Perang Bani Quraizhah, Saad bin Muadz menetapkan keputusan untuk membunuh kaum pria, merampas harta, dan menawan kaum wanita serta anak-anak. Ini berlaku bagi kaum Yahudi dan Bani Quraizhah.

Keputusan ini akan mulai diberlakukan, namun Ummul Mundzir tampak tak tenang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat kebingungan di wajahnya. Ia pun bertanya, “Ada apa denganmu wahai Ummul Mundzir?”

Ia menjawab, “Wahai Nabi Allah, aku tebus engkau dengan ayah dan ibuku. Berikan kepadaku Rifaah.”

Rasulullah melihat Rifaah berlindung darinya. Ia pun menyerahkan Rifaah kepada Ummul Mundzir. Ummul Mundzir berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya ia berjanji akan shalat dan memakan daging.”

Mendengar hal itu, Rasulullah tersenyum dan berkata, “Jika ia shalat, hal itu kebaikan bagimu. Tetapi, jika ia tetap pada agamanya, hal itu keburukan baginya. Kemudian ceraikan dia.” Sejarah akhirnya membuktikan Rifaah masuk Islam.

Ummul Mundzir juga dikenal dekat dengan Rasulullah. Suatu ketika, Rasulullah mengunjungi Ummul Mundzir dan makan di rumahnya.

Ummul Mundzir hanya memiliki dawal (kurma mentah) yang sedang digantung. Rasulullah berdiri untuk memakannya sebagian. Ali juga berdiri untuk memakannya, namun Rasulullah menegur dan memperingatkan Ali dengan berkata, “Sesungguhnya kamu baru saja pulih dari sakit.”

Ali pun tidak memakannya. Ummul Mundzir berkata, “Aku buatkan makanan dari gandum, lalu aku hidangkan kepada mereka.” Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, makanlah ini. Ini lebih bermanfaat buat kamu.”

Republika 23 Desember 2015



Related Posts
Previous
« Prev Post