Sejarah Bahasa Arab

Sejarah Perkembangan Bahasa Arab

Kedatangan Islam menjadi milestone perkembangan bahasa Arab.

Bahasa Arab memiliki kedudukan penting bagi umat Islam. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa internasional, disamping bahasa Prancis, Spanyol, Cina, dan Inggris. Bahasa Arab juga menjadi salah satu bahasa resmi PBB. Lebih dari satu miliar muslim berdoa dan beribadah dengan bahasa ini setiap harinya.

Menurut Ethnlogue, bahasa Arab merupakan bahasa berpenutur asli nomor lima terbanyak nomor lima di dunia dengan 242,391 juta jiwa di 60 negara. Bahasa Arab merupakan bahasa nasional di 25 negara, seperti Saudi Arabia, Algeria, Bahrain, Kuwait, Libanon, Libia, Maroko, Mauritania, Tunisia, Somalia, Uni Emirat, dan Yaman.

Ada banyak teori tentang asal-usul bahasa ini. Sebagian pendapat menyatakan bahasa Arab telah ada semenjak Nabi Adam. Hal ini merupakan interpretasi Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 31 bahwa Allah telah mengajarkan pengetahuan tentang nama-nama kepada Nabi Adam. Bahasa yang digunakan oleh Adam tersebut ditafsirkan sebagai bahasa Arab. Jadi, bahasa ini merupakan bahasa pertama yang digunakan manusia, kemudian berkembang menjadi berbagai cabang baru.

Pendapat kedua mengatakan, bahasa Arab termasuk rumpun bahasa semitik yang merupakan turunan rumpun Afroasiatik. Menurut para ahli modern, bahasa di dunia awalnya berasal dari daerah  asal mula manusia pertama menetap, yaitu sekitar Asia dan Afrika. Bahasa yang lahir dari kawasan ini pada masa-masa berikutnya mencapai ratusan bentuk bahasa baru yang digunakan oleh sebagian besar penduduk dunia.

Bahasa ini dinamakan Afro-Asiatic atau Afrasioan atau Hamito Semitic, sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Maurice Delafosse (1941). Bahasa ini memperanakkan sekitar 400 jenis bahasa yang beberapa di antaranya telah punah. Salah satunya, ialah rumpun bahasa semit yang menjadi tempat bernaung bahsa Arab dalam pohon klsifikasi bahasa.

Kata semit diambil dari Sem (Syam) putra Nuh, nenek moyang Ibrahim dan Ismail. Rumpun bahasa ini diperkirakan telah ada di Timur Tengah sejak abad keempat SM kemudian berkembang masuk ke kebudayaan Mesopotamia dan mecapai Suriah.

Rumpun ini juga menurunkan bahasa Akadian (telah punah), Ibrani, dan Aramaik yang banyak digunakan dalam literature-litaratur kuno.

Perkembangan

Bahasa Arab telah digunakan jauh sebelum Islam lahir di Jazirah Arab. Saat itu, bangsa Arab terdiri atas berbagai kabilah yang masing-masing memiliki dialek berbeda-beda. Perbedaan itu dijembatani oleh bahasa Arab fusha yang digunakan sebagai bahasa syair dan pidato pada masa itu.

Sebelum Islam, bahasa Arab berkembang lewat syair-syair. Syair memiliki kedudukan kuat dalam tatanan sosial masyarakat Arab Jahiliah. Banya riwayat mengenai festival-festival syair yang diadakan di kota Makkah dan sekitarnya, terutama di Pasar Ukaz.

Syair terbaik digantung di dinding Kabah. Lewat syair, para penyair mengabadikan berbagai khazanah perilaku, nilai-nilai moral, dan deskripsi lingkungan sosial masyarakat Arab. Karena itu, peran bahasa Arab sebelum kedatangan Islam terbentuk melalui karya-karya sastra yang Berjaya saat itu.

Kedatangan Islam menjadi milestone perkembangan bahasa Arab. Islam datang bersama dengan turunannya Al-Quran. Kita ini telah meninggalkan pengaruh amat besar dalam perkembangan bahasa Arab. Al-Quran banyak menyumbangkan lafaz, makna-makna baru, serta gaya bahasa yang sebelumnya tidak dimiliki bahasa Arab.

Kekhasan Al-Quran disertai dengan kekuatan nilai sastranya. Kitab ini juga memberikan sumbangan dalam membakukan istilah-istilah yang amat luas cakupannya mengenai akidah, ritual, hukum, politik, dan berbagai konsep lain. Al-Quran pula yang menjadi sebab berkembangnya ilmu tata bahasa Arab, seperti nahwu, saraf, dan balaghah.

Al-Quran memiliki dampak yang signifikan terhadap bahasa Arab dalam berbagai bentuk. Ini memengaruhi dinamisme bahasa Arab, penyatuan aksen Arab, menempatkannya sebagai bahasa resmi negara-negara muslim, bahasa pendidikan, dan memperindah bahasa Arab.

Dengan hadirnya Islam, bahasa Arab kuno bertransformasi menjadi bahasa dan kebudayaan baru. Dengan keistimewaan sebagai bahasa literature keagamaan dan atas dukungan kekhalifahan, bahasa Arab berkembang mendominasi bahasa sehari-hari di berbagai belahan dunia.

Pembakuan

Pada masa Rasulullah dan awal Khulafaur Rasyidin, pusat kekuasaan Islam masih berada di Makkah-Madinah. Wilayah kekuasaan Islam belum begitu luas. Tapi memasuki masa Kekhalifahan Umar bin Khattab, Islam mulai menyebar ke negara-negara yang penduduknya tidak menggunakan bahasa Arab. Di tempat yang baru ini, bahasa Arab menghadapi sejumlah tantangan. Akibat tidak adanya harakat pada kalimat-kalimat itu, orang Ajam sering salah membaca kalimat berbahasa Arab. Makna kalimat bergeser dari yang seharusnya.

Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah menjelaskan, orang yang pertama kali mencetuskan ilmu nahwu adalah Abu Aswad Ad Duali dari Bani Kinanah atas perintah Khalifah Ali bin Abi Thalib. Ia memberikan tanda-tanda beruba syakl, serta titik dalam penulisan Al-Quran.

Orang-orang setelahnya menulis dengan cara tersebut hingga sampai pada masa Khalil bin Ahmad pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid. Ia berkecimpung dalam ilmu lughah dan sastra, kemudian menuliskan kamu bahasa Arab pertama berjudul Mu’jam al-‘Ain. Upaya kemudian dilanjutkan Abu Bisyr Amr bin Utsman bin Qanbar Al-Bishri.

Dia menyempurnakan perincian-perincian dan membukukan dalam kitabnya yang terkenal, Al-Kitab. “Dasar-dasar tata bahasa dan leksikografi bahasa Arab diletakkan oleh warisan luar biasa leksikografis al-Khalil Ibn Ahmad dan ahli gramatika Sibawaih.

Pada masa Khilafah Umayyah dan Abbasiyah, bahasa Arab menjadi bahasa internasional.
Selama seratus tahun pertama Islam, kehausan umat Islam akan ilmu pengetahuan merasuk begitu sistematis. Bahasa Arab berkembang menjadi bahasa peradaban. Proses Arabisasi menyebabkan dominasi bahasa Arab terhadap bahasa-bahasa setempat berlangsung cepat. Ribuan buku ilmu pengetahuan dan filsafat dari bahasa YUnani dan Persia diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Para ilmuwan muslim menulis buku-buku tentang kedokteran, fisika, kimia, botani, filsafat, geografi, sejarah, teknik, dalam bahasa ini.

Kekhalifahan Islam meresmikan penggunaan bahasa Arab ini lewat politik dan korespondensi. Mata uang pun menggunakan bahasa dan aksara Arab. Ketika Islam menyebar sampai ke Semenanjung Iberia, bahasa Arab turut membangun peradaban bersama Muslim Spanyol dan Portugal.


Republika 10 Januari 2016

Related Posts
Previous
« Prev Post