Sebab Kurangnya Inisiatif Pada Anak

Mengapa Anak Miskin Inisiatif

Tak sedikit orang tua yang menerapkan kebiasaan untuk memberi instruksi kepada anak.

Banyak faktor yang melatarbelakangi anak-anak tidak memiliki inisiatif. Tidak sedikit orang tua yang menerapkan kebiasaan untuk memberi instruksi kepada anak. Mulai dari meminta mereka membersihkan tempat tidur, mencuci piring, hingga membantu pekerjaan rumah dan pribadinya.

Karena, sejak kecil, anak-anak berpikir bahwa melakukan pekerjaan, seperti membantu orang tua itu adalah instruksi, mereka jadi memiliki kebiasaan untuk menunggu hingga disuruh. Ini akhirnya membuat inisiatif mereka tidak terbentuk.

Inisiatif atau kemampuan seseorang bertindak lebih dari yang dibutuhkan muncul dalam diri masing-masing individu mulai usia dua tahun. Banyak anak-anak pada umur tersebut yang cenderung aktif dan ingin mengikuti apa yang orang tua lakukan.

Saat anak mulai berusia dua tahun, kemampuan motoric mereka sedang terasah sehingga dengan mudah, inisiatif mereka muncul melihat orang tuanya melakukan sesuatu, seperti cuci piring. Mereka ingin ikut membantu, tapi sayangnya, banyak orang tua yang tak memberi kesempatan ini.

Hal tersebut karena orang tua berpikir anak-anaknya sekedar iseng. Bahkan, tidak sedikit yang merasa keinginan anak seperti ini hanya akan membuat kerepotan.

Banyak orang tua yang melarang karena menganggap anak-anaknya belum bisa membantu mereka dan justru hanya menambah beban pekerjaan yang ada. Akhirnya, secara perlahan, inisiatf sang anak pun mati.

Perlu diketahui, inisiatif bukanlah sesuatu yang ada dalam diri seseorang sejak lahir. Karena itu, lingkungan sangat memengaruhi hal ini dapat terbentuk kepada setiap individu sejak usia dini.

Beberapa karakter kepribadian bisa memengaruhi inisiatif yang muncul pada sang anak. Anak-anak yang memiliki kepribadian introvert atau cenderung menutup diri dari kehidupan luarnya biasanya memiliki inisiatif yang lebih rendah dibandingkan mereka yang ekstrovert atau lebih terbuka terhadap orang banyak.

Tetapi, meski ada sedikit pengaruh dari kepribadian, inisiatif itu sesuatu yang bisa ditumbuhkan. Jadi, selama orang tua memberikan pemahaman dan kesempatan walaupun anak-anak introvert, mereka tetap bisa memiliki inisiatif.

Dalam memberi kesempatan agar inisiatif dalam diri anak-anak bisa tumbuh, para orang tua juga bisa mengondisikan situasi agar membuat kemampuan mereka lebih terasah. Salah satunya adalah dengan tutur bahasa yang tepat sehingga anak-anak tak merasa diberikan instruksi, tetapi merasa begitu dibutuhkan untuk menolong.

Misalnya, sang ibu bilang seperti ini, mama lagi sibuk nih, siapa yang bisa bantuin cuci piring, ya. Dari sana, kita bisa lihat apakah anak tergerak atau tidak.

Biasanya anak-anak pada usia dini lebih mudah tergerak dengan tutur kata seperti itu. Namun, setelah melakukan pekerjaan, seperti membantu atau apapun yang didasari oleh inisiatif anak-anak itu sendiri, para orang tua tak boleh mengucapkan terima kasih dan memberi pujian.

Dari sana, orang tua juga bisa lebih mudah mengajarkan anak-anak betapa pentingnya untuk melakukan sendiri. Seperti, merapikan tempat tidur, menyiapkan baju yang akan dipakai ke sekolah, dan apapun yang membuat mereka menjadi lebih mandiri serta memiliki inisiatif yang kuat.

Selain pola pengasuhan yang tepat di rumah, anak-anak bisa diberikan pengertian tentang inisiatif saat berada di sekolah, khususnya saat mereka berada di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD). Para pengajar bisa mencoba menumbuhkan inisiatif dengan kegiatan yang menyenangkan.

Untuk mengatasi anak-anak yang masih belum percaya diri, ada beberapa cara yang bisa dilakukan para guru. Di antaranya, dengan mengatakan setiap anak di dalam kelas harus bergantian membantu serta menjanjikan reward yang sesuai untuk mereka.


Republika 10 Januari 2016

Related Posts
Previous
« Prev Post