Ada berbagai macam obesitas dan dampaknya. Dalam jangka
pendek, obesitas pada anak dapat membuat tubuh anak menjadi bau karena kulit
yang gemuk mudah bergesekan dan menimbulkan bau. Sementara, dalam jangka
panjang, obesitas dapat menimbulkan penyakit degenerative seperti jantung.
Pemicu
Meskipun kegemukan merupakan faktor genetic, obesitas bisa
diperbaiki. Tentunya harus ada langkah yang konsisten dalam mengatur pola
asupan makanan, gaya hidup, dan perilaku sehat sang anak. Disarankan agar anak
diukur berat badan setiap bulannya dan tinggi badan setiap 3-4 bulan sekali.
Obesitas pada anak salah satunya dipicu oleh kurangnya
aktivitas fisik. Anak yang sudah terkena obesitas cenderung malas bergerak
disebabkan berat tubuhnya. Karena itu, orangtua sebaiknya memotivasi anak untuk
menerapkan gaya hidup sehat. Agar cairan berupa keringat yang keluar saat
beraktivitas seimbang, anak-anak sebaiknya dipastikan terhidrasi dengan baik
saat melakukan aktivitas.
Cairan merupakan elemen substansial dalam komponen gizi
seimbang. Volume air yang dibutuhkan anak kecil lebih besar daripada orang
dewasa. Hal itu disebabkan luas permukaan tubuh anak yang relative lebih besar
sehingga kehilangan air (keringat dan penguapan) melalui kulit lebih banyak.
Orangtua perlu menanamkan pada anak untuk tidak mengabaikan
rasa haus. Sebab, hal itu adalah bentuk sinyal bahwa tubuh membutuhkan cairan.
60 persen tubuh manusia dewasa terdiri atas air, namun pada anak-anak
persentase air lebih besar lagi.
Perbanyak Minum
Seorang anak membutuhkan asupan gizi seimbang selama masa
pertumbuhannya. Namun tidak sedikit kasus obesitas pada anak berlanjut hingga
sang anak dewasa. Oleh karena itu, kondisi obesitas pada anak sebaiknya
dihindari dengan membiasakan menjalankan gaya hidup sehat dengan gizi seimbang.
Gizi disini, termasuk meminum air putih sebelum makan utama. Karena faktanya,
banyak minum air putih bisa turut mencegah obesitas. Sebaiknya minum air sebelum
makan dan bukan hanya ketika makan atau setelah makan.
Penelitian klinis pada orang-orang yang mengalami kegemukan
yang dilakukan di Eropa menyebutkan bahwa minum dua gelas air putih sebelum
makan mampu menurunkan berat badan. Cairan yang cukup dapat menurunkan berat
badan sekitar 5-8 persen selama 12 minggu. Sementara pada anak-anak, minum air
putih yang cukup bisa menekan sepertiga dari jumlah obesitas.
Meminum air yang cukup dapat meningkatkan metabolisme atau
pembakaran lemak. Dalam hal ini, lemak dapat lebih optimum terbakar jika tubuh
terhidrasi dengan baik. Di samping itu, minum air dapat menyebabkan rasa
kenyang. Sehingga, terhindar untuk menambah porsi makanan lebih banyak.
Akan tetapi, minum air terlalu banyak pun juga berbahaya.
Mengonsumsi air lebih dari tiga liter bahkan lima liter per hari dapat
mengakibatkan kandungan garam dalam darah menjadi turun, sehingga berpotensi
menyebabkan gejala seperti kejang-kejang.
Republika 2 Februari 2015