Intelligence Quotient (IQ)
Kecerdasan intelektual adalah bentuk kemampuan individu
untuk berpikir, mengolah, dan berusaha untuk menguasai suatu lingkungannya
secara maksimal secara terarah. Menurut Howard Gardner, psikolog kognitig dan
ko-direktur Project Zero di Universitas Harvard dalam bukunya Multiple
Intelligence: The Theory in Practise membagi kecerdasan dalam delapan macam,
antara lain sebagai berikut:
INTERPERSONAL QUOTIENT (KECERDASAN INTERPERSONAL)
Manajer, konselor, terapis, politikus, mediator, dan
spesialis hubungan manusia menunjukkan bentuk kecerdasan ini. Bentuk kecerdasan
ini wajib dimiliki bagi tugas-tugas di tempat kerja seperti negosiasi dan
menyediakan umpan balik dan evaluasi. Individu-individu dengan bentuk
kecerdasan ini memiliki kemampuan intuitif yang kuat. Mereka biasanya pintar
membaca suasana hati, tempramen, motivasi, dan maksud orang lain. Abraham
Lincoln, Mahatma Gandhi, dan Martin Luther King, Jr. memanfaatkan kecerdasan
interpersonal untuk mengubah dunia. Kecerdasan ini dibutuhkan guru agar ia
cepat merespon peristiwa dan dapat menentukan solusi yang tepat dengan resiko
yang sangat rendah.
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi yang
baik serta keterampilan bergaul. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal
tinggi memiliki kemampuan untuk membuat orang lain merasa nyaman, membaca
reaksi orang, dan bersimpati pada perasaan orang lain. Bakat ini diaplikasikan
ketika kita menjadi orangtua, politikus, pemimpin, kolega yang supportif, atau
guru yang baik. Kecerdasan interpersonal dapat diasah dengan terjun dalam
kegiatan-kegiatan sosial seperti aktif di kegiatan kemahasiswaan, karang
taruna, kelompok ilmiah remaja, dan lain-lain. Di sana Anda bisa belajar
mengenal orang lain, berdiskusi mengemukakan pendapat, serta bersimpati pada
perasaan orang lain.
Mereka yang terkenal karena kecerdasan interpersonalnya
antara lain Oprah Winfrey dan Betty Ford (Pendiri Betty Ford Foundation, sebuah
yayasan rehabilitasi pecandu alkohol).
Ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah mudah bergaul
dengan orang lain, senang mencari teman, senang terlibat dalam kerja kelompok
yang melibatkan diskusi kelompok. Mereka yang cerdas dalam bidang ini biasanya
mampu membaca perasaan orang lain melalui nada bicara seseorang, gerak tubuh, dan
ekspresi wajah. Biasanya mereka juga mudah menyelesaikan konflik dengan orang
lain. Profesi yang cocok bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini antara lain
adalah ulama, pendeta, guru, pedagang, resepsionis, pekerja sosial, pengacara,
menajer, konselor, terapis, dll.
INTRAPERSONAL QUOTIENT (KECERDASAN INTRAPERSONAL)
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
analisis diri secara tenang dan objektif, serta kemampuan memahami perasaan dan
perilaku diri. Kecerdasan ini dapat digunakan untuk menciptakan rencana dan
tujuan pribadi dengan menjadikan kesuksesan dan kegagalan kita sebagai panduan
untuk perbaikan pada masa mendatang. Orang yang cerdas intrapersonalnya antara
lain adalah Socrates dan Sigmund Freud.
Sigmund Freud dan Carl Jung juga menunjukkan bentuk
kecerdasan ini yaitu kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja
terdalam dari karakter dan kepribadian. Aturan tertinggi mengenai pikiran dan
logika dimiliki orang dengan kecerdasan intrapersonal. Kita lebih sering
menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan. Para pemiliki kecerdasan
intrapersonal sanggup melihat gambar yang lebih besar dan mereka tergoda pada
godaan masa depan. Dalam sebuah organisasi, kemampuan ini sangat berharga.
Kecerdasan ini melatih guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
untuk kuat menerima tantangan dan dapat mengatasi konflik dalam
menyelenggarakan pembelajaran.
Ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah mudah mengenali
perasaan diri. Mereka yang cerdas dalam bidang ini umumnya dapat menghayati
puisi, drama, meditasi, menulis jurnal, dan bercerita.
Kecerdasan intrapersonal meliputi kemampuan berkomunikasi,
memahami, mengerti pikiran, dan suasana hati orang lain (sikap, tempramen,
motivasi, dan kepribadian). Kecerdasan ini juga meliputi kemampuan membina dan
menjaga hubungan dalam berkelompok. Kamu tergolong memiliki kecerdasan
intrapersonal lebih menyukai berteman dengan orang yang sebaya, menonjol dalam
kerja kelompok, dan suka memengaruhi teman sepermainan. Profesi yang cocok bagi
mereka yang memiliki kecerdasan ini antara lain adalah peneliti, ahli
kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli purbakala, dan ahli etika kedokteran.
Kekuatan dan perkembangan kecerdasan intrapersonal ditandai
hal berikut:
- Mampu membina dan memelihara hubungan berkelompok
- Mampu berinteraksi dengan orang lain
- Mampu menjalin hubungan dengan orang lain dengan berbagai
cara
- Memiliki kemampuan mempengaruhi pendapat atau tindakan orang
lain.
- Mampu bertahan dalam situasi apapun, dai pengikut sampai
pemimpin.
- Suka mengamati perasaan, pikiran, perilaku, dan gaya hidup
orang lain.
- Mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal.
- Memiliki kemampuan sebagai penengah dalam suatu masalah dan
mampu bekerja sama dengan orang lain yang beraga latar belakangnya.
- Memiliki kepekaan terhadap perasaan dan mental orang lain.
- Biasanya cenderung tertarik dan menekuni bidang karir,
pengajar, instruktur, konseling, manajemen, dan tokoh politik.
KECERDASAN LOGIS DAN MATEMATIKA (LOGICAL MATHEMATICAL
INTELLIGENCE)
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan menangani angka
serta berpikir logis. Bentuk kecerdasan ini termasuk paling mudah
distandardisasikan dan diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan
saintifik dan bisa melihatnya dalam ahli sains dan programmer computer,
ilmuwan, akuntan, ahli huku, banker, dan tentu saja ahli matematika. Mereka semua pemecah masalah dan pemain
hebat. Mereka bekerja sebagai simbol-simbol abstrak dan bisa melihat koneksi
antara potongan-potongan informasi yang oleh orang lain mungkin terlewatkan.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mempertajam
kecerdasan matematika adalah belajar berhitung menggunakan sempoa, sering
mengerjakan soal-soal matematika, serta membiasakan diri untuk tidak berhitung
dengan bantuan kalkulator.
Albert Einstein, Thomas Alva Edison, Septinus George Saa
(pelajar asal Papua yang memenangkan medali emas dalam kompetisi dunia) adalah
beberapa contoh terbaik mengenai orang dalam bentuk kecerdasan ini. Guru dan
profesi pendidikan memerlukan kecerdasan ini meskipun dalam ukuran yang relatif
khusus dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan pembelajaran.
Orang yang cerdas dalam bidang ini sangat cepat mempelajari
angka, mengelompokkan, membuat hipotesis, dan berpikir logika lainnya. Ilmuwan,
filsuf, ahli matematika, dan computer programmer adalah orang-orang cerdas
dalam bidang ini. Profesi yang cocok bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini
antara lain adalah ahli matematika, ahli astronomi, ahli pikir, ahli forensik,
ahli tata kota, penaksir kerugian asuransi, pialang saham, analis sistem
computer, dan ahli gempa.
KECERDASAN MUSIKAL/RITMIK (MUSICAL INTELLIGENCE)
Seseorang dengan bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola
music dan ritmik secara naturan dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk
kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas untuk
mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress, dan meningkatkan fungsi otak.
Sebagai contoh, pelajar yang mendengarkan music karya Mozart
mencetak nilai lebih tinggi dalam standar tes IQ dibandingkan pelajar yang pada
waktu yang sama menghabiskan waktu dengan meditasi atau berdiam diri. Peneliti
yakin bahwa pola-pola dalam tema-tema music, bagaimanapun menjalankan jaringan
kerja syaraf yang sama yang oleh otak dipekerjakan untuk menyelesaikan
tugas-tugas visual-spasial yang kompleks. Bagi para pimpinan pendidikan dan
guru, kecerdasan demikian diperlukan agar mereka dapat mengolah jiwanya
sehingga agar tetap sehat dan tidak stress.
Oleh karenanya, kepala sekolah dan
guru sebagai pimpinan pendidikan yang sedikit memiliki rasa humor, tampilannya
sedikit kaku, sedangkan mereka yang memiliki rasa humor, relatif memadai
tampilannya, lugas, dan fleksibel.
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan menciptakan dan
menafsirkan musik serta menjaga irama. Sebagian manusia memiliki kecerdasan
musikal dasar yang baik. Anda pun memilikinya dan mampu mengembangkan kemampuan
ini. Beberapa orang menjadi sangat terbantu jika belajar dengan menggunakan sajak
atau music. Orang-orang yang menonjol kecerdasan musikalnya antara lain adalah
Mozart, David Foster, dan Melly Goeslaw.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengasah
kecerdasan ini antara lain adalah dengan berlatih menggubah lagu, belajar
memainkan alat-alat music, serta gemar mendengarkan berbagai aliran musik.
Orang yang cerdas dibidang ini sangat sensitive terhadap berbagai macam bunyi,
dan cepat mempelajari berbagai jenis music, lagu, dan alat-alat musik.
Kecerdasan musikal ditunjukkan dengan kegemaran memainkan berbagai alat music.
Pada saat kecil, kecerdasan musikal dengan mudah diidentifikasikan dari
kecenderungan seorang anak yang menyukai beraneka suara, seperti klakson,
pesawat, dan mobil. Atau memukul benda-benda yang dapat menghasilkan bunyi
khas, seperti memukul meja atau barang logam yang menimbulkan suara. Profesi
yang cocok bagi yang memiliki ini antara lain adalah penggubah lagu, pemusik,
penyanyi, disc jockey, guru seni suara, kritikus music, ahli terapi music,
audio mixer.
Perkembangan kecerdasan musikal ditandai dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
- Menyukai musik dan suara alam
- Mudah memahami dan mengartikan syair yang terkandung dalam
lagu dan music
- Gemar mengoleksi kaset, CD, ataupun poster artis atau grup
band .
- Memiliki kemampuan bernyanyi atau bermain alat musik dengan
baik.
- Dapat mengimprovisasi suara dan syair lagu
- Mampu menciptakan komposisi lagu
- Mampu menilai dan mengkritik lagu dan musik.
- Biasa cenderung tertarik berkarir sebagai penyanyi, pemusik,
produser, guru musik, atau teknisi alat-alat musik.
KECERDASAN NATURALIS (NATURE INTELLIGENCE)
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan mengenali
unsur-unsur alam, hidup selaras dengan alam, dan memanfaatkannya secara
produktif. Petani serta para ahli di bidang botani dan lingkungan hidup
memiliki kecerdasan ini. Contohnya adalah Charles Darwin, Louis Pasteur, dan
Mendel.
Orang yang cerdas dalam bidang ini cepat mempelajari
fenomena alam, biologi, mengamati dan membaca kehidupan tumbuhan, binatang,
serta gemar akan kegiatan pecinta alam.
KECERDASAN TUBUH/KINESTETIK (BODILY-KINESTHETIC
INTELLIGENCE)
Kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara
pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas-aktivitas
seperti menari, melakukan gerakan pantomime, berolahraga, menguasai bela diri,
dan memainkan drama.
Martha Graham dan Michael Jordan memesona penonton dengan
penggunaan tubuh secara sensitif dan eksplosif. Mereka tahu cara manusia
bergerak. Para penemu dibidang ini paham bagaimana mengubah fungsi menjadi
bentuk. Mereka secara intuitif merasakan apa yang mungkin dilakukan dengan
proses dan peralatan. Ketrampilan ini dibutuhkan oleh pendidik khususnya
berkaitan dengan tampilan di depan peserta didiknya. Jika guru kaku, tidak
lugas, makanya guru dalam memimpin pembelajarn perlu menjaga dirinya dari sikap
kaku dan harus berpenampilan lugas.
Anda dikatakan memiliki kecerdasan kinestetik yang tinggi
jika Anda dapat dengan mudah mempelajari suatu jenis olahraga atau tarian baru.
Kemampuan berakting pun berkaitan dengan kecerdasan fisik. Semua pekerjaan seni
dan hasta karya melibatkan kecerdasan ini. Banyak orang yang berbakat secara
fisik dan terampil menggunakan anggota badannya tidak menyadari bahwa mereka
memiliki kecerdasan yang tinggi yaitu kecerdasan fisik. Sebenarnya ini adalah
kecerdasan yang sama nilainya dengan kecerdasan lain. Contoh orang-orang yang
menonjol kecerdasan fisiknya ialah Zinedine Zidane, Taufik Hidayat, Tiger
Woods, dan Slamet Rahardjo.
Ciri orang yang memiliki kecerdasan ini adalah cepat mempelajari dan menguasai
kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisik, baik motoric kasar maupun halus.
Mereka yang cerdas dalam bidang ini biasanya mampu menggunakan seluruh anggota
tubuhnya dalam pekerjaan, pemecahan masalah, ketrampilan tangan, jari atau
lengan dalam memproduksi sesuatu, seperti yang dimiliki oleh para atlet, pemain
film, pemain drama, penari, penyulam, dsb.
KECERDASAN VERBAL (VERBAL LINGUISTIC INTELLIGENCE)
Kemampuan ini berkaitan dengan kemampuan mengolah kata, baik
dalam bentuk tulisan maupun bentuk lisan. Bentuk kecerdasan ini ditampakkan
oleh kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam
penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks.
Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mempertajam
kecerdasan linguistik adalah rajin menulis diari, sering melakukan presentasi,
percakapan spontan, mendongeng, humor, dan kelakar adalah kemampuan alamiah
yang berkaitan dengan kecerdasan verbal/bahasa.
Kemampuan membujuk seseorang untuk mengikuti tindakan atau
memberi penjelasan atau mengajar. Guru dalam memimpin pembelajaran diperlukan
kemampuan melakukan negosiasi kepada
pihak-pihak terkait untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan
pembelajaran. Mereka yang ahli dalam kecerdasan verbal/bahasa antara lain
adalah para jurnalis hebat, ahli bahasa, sastrawan, orator, penyiar.
Tokoh-tokoh ternama yang memiliki kecerdasan bahasa antara lain, Nabi Muhammad,
Shakespeare, Soekarno, dan Will Rogers.
Kecerdasan ini dicirikan dengan kemampuan mengekspresikan
pikiran secara verbal, mudah mengingat nama atau sesuatu, dan mampu menulis
dengan baik. Mereka yang cerdas dibidang ini biasanya mampu banyak mengajukan
pertanyaan dan senang berdiskusi. Profesi yang cocok bagi mereka yang memiliki
kecerdasan ini antara lain adalah pengarang atau penulis, guru, penyiar radio,
pemandung acara, presenter, pengacara, penerjemah, pelawak.
KECERDASAN VISUAL ATAU SPASIAL (VISUAL-SPATIAL INTELLIGENCE)
Kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan memvisualisasikan
sesuatu atau membayangkannya dalam imajinasi. Kecerdasan ini umumnya terampil
menghasilkan imaji mental dan menciptakan representasi grafis. Mereka sanggup
berpikir tiga dimensi, mampu menciptakan ulang dunia visual. Mereka yang
mmeiliki kecerdasan visual yang baik akan unggul dalam mengingat hal-hal yang
berupa gambar atau bentuk dibandingkan dengan hal-hal yang berupa susunan
kata-kata.
Pablo Picasso, yang lukisan-lukisannya menantang cara kita
memandang kenyataan, dikaruniai bakat memvisualisasikan objek-objek dari
beragam perspektif dan berbagai sudut. Selain pada pelukis dan pematung, bentuk
kecerdasan ini ditemukan juga pada para programmer computer atau desainer dan
arsitek. Mereka antara lain adalah Leonardo Da Vinci dan Iwan Tirta.
Pendidik membutuhkan kecerdasan ini khususnya berkaitan
dengan program dan perencanaan pembelajaran sesuai dengan harapan perolehan
ilmu. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mempertajam kecerdasan ini
adalah mencoba belajar melukis serta rajin mengamati desain eksterior maupun
interior bangunan-bangunan.
Mereka dengan kecerdasan visual spatial tinggi mempunyai
kemampuan memvisualisasikan fenomena dalam bentuk gambar. Kemampuan ini
tercermain dari kegemaran menggambar, menyenangi warna, garis, kemampuan
membangun balok, dan memberikan arah di mana suatu lokasi berada. Para arsitek,
pelukis, ahli desain interior, dan pilot mempunyai kecerdasan yang tinggi dalam
bidang ini. Profesi yang cocok untuk tipe kecerdasan ini antara lain adalah
arsitek, seniman, designer mobil, insinyur, designer grafis, programmer
computer, kartunis, perancang interior, dan ahli fotografi.
Sumber:
Meraih Sukses Tanpa Batas, Fauzan Ahmad, Elex Media Komputindo: Jakarta