Mengkaji Pemahaman Tentang Hari Raya Islam

Hari Raya merupakan syiar Islam yang paling menonjol. Ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam datang ke Madinah dan beliau melihat orang-orang Anshar (yaitu umat Islam dari kalangan penduduk Madinah) bermain dengan bahagia setiap dua hari dalam satu tahun, maka Rasulullah bertanya, “Dua hari ini hari apa?” Mereka menjawab, “Kami selalu bermain pada hari itu sebelum kami masuk Islam .” Maka Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menggantinya untuk kalian dengan dua hari raya, yaitu hari raya Idul Adha dan hari raya Idul Fitri.” (HR. Abu Daud)

Dalam hadits lainnya, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang menerangkan bahwa hari raya merupakan syiar agama. “Sesungguhnya setiap bangsa pasti mempunyai hari raya, dan hari raya Idul Adha dan Idul Fitri adalah hari raya kita.” (HR. Bukhari-Muslim)


Hari Raya Islam

Hari raya dalam Islam adalah hari kebahagiaan begitu tampak karena telah menyempurnakan sebuah proses ibadah sebagai bentuk syukur kepada Allah atas taufik dan hidayah-Nya. Disunnahkan untuk menunjukkan rasa bahagia dalam hati manusia dengan memakai baju yang paling bagus untuk orang-orang yang membutuhkan. Disunnahkan juga untuk menunjukkan kebahagiaan dengan berbagai sarana yang mubah, misalnya dengan perayaan atau perlombaan yang akan membuat hati umat Islam bahagia dan mengingatkan nikmat dari Allah.

Dalam satu tahun, umat Islam merayakan dua hari raya. Umat Islam dilarang merayakan hari raya selain hari raya Idul Fitri, yaitu hari pertama dari bulan Syawal, dan Idul Adha, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah.

Idul Fitri

Yaitu hari pertama dari bulan ke sepuluh dalam kalender Islam,  yaitu Syawal, atau hari pertama setelah berakhirnya bulan Ramadhan. Karena itu dinamakan Idul Fitri, karena manusia beribadah kepada Allah dengan berbuka puasa seperti mereka beribadah dengan puasa pada bulan Ramadhan. Mereka merayakannya sebagai bentuk syukur atas sempurnanya kenikmatan mereka dank arena Allah telah memudahkan mereka dalam beribadah pada bulan Ramadhan yang penuh berkah. Allah Ta’ala berfirman, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Apa yang Disyariatkan pada Hari Raya Idul Fitri?

Pertama, shalat id, yaitu shalat sunnah muakkadah yang dianjurkan oleh Islam. Seluruh umat Islam, baik laki-laki, perempuan, anak-anak, dan orang tua dianjurkan berangkaat ke lapangan untuk melaksanakan shalat id. Waktu shalat id dimulai sejak matahari sudah naik setinggi tombak sampai menjelang waktu dzuhur.

Shalat id terdiri dari dua rakaat. Imam mengeraskan bacaan dalam shalat disertai dengan dua kali khutbah. Dalam shalat id disunnahkan agar menambah bacaan takbir pada awal setiap rakaat. Pada rakaat pertama bertakbir enam kali di luar takbiratul ihram. Dan pada rakaat kedua bertakbir sebanyak lima kali di luar takbir berdiri dari sujud.

Kedua, zakat fitrah. Allah Ta’ala mewajibkan zakat fitrah bagi orang yang mempunyai kelebihan harta pada hari dan malam id. Bagi mereka yang mampu diwajibkan untuk mengeluarkan zakat sejumlah satu sha’ dari jenis makanan penduduk setempat, seperti beras, gandum, atau kurma, yang dibagikan kepada orang fakir miskin, sehingga semua orang yang susah mempunyai makanan yang cukup pada hari ini.

Waktu zakat fitrah adalah dimulai sejak maghrib tiba pada hari terakhir bulan ramadhan sampai menjelang shalat id dan dibolehkan mempercepat membayar zakat fitrah dua atau tiga hari sebelum hari raya.

Satu sha’  dalam timbangan modern adalah sekitar 3 kg. Diwajibkan bagi orang yang mampu untuk mengeluarkan zakat untuk dirinya dan orang yang menjadi tanggung jawabnya, seperti istri dan anak-anaknya.
Ketiga, dianjurkan untuk menyebarkan kebahagiaan dan sukacita. Dianjurkan juga memakai pakaian yang bagus dan bersih.

Keempat, disyariatkan untuk bertakbir.



Related Posts
Previous
« Prev Post