Rempah-rempah umumnya mengandung komponen bioaktif yang
bersifat antioksidan (zat pencegah radikal bebas yang menimbulkan kerusakan
pada sel-sel tubuh), dan dapat berinteraksi dengan reaksi-reaksi fisiologis
sehingga mempunyai kapasitas antimikroba, antipertumbuhan sel kanker, dan
sebagainya. Dari kelompok bahan pangan rempah-rempah, jahe merupakan komoditi
yang paling banyak digunakan. Jahe termasuk tanaman rempah obat yang bernilai
ekonomi.
Tingginya penggunaan jahe disebabkan karena aroma yang khas,
dapat diterima, dan dinikmati dalam lauk, kue, manisan, permen, maupun minuman.
Secara ilmiah, jahe telah diteliti mampu meningkatkan aktivitas salah satu sel
darah putih. Hasil ini mendukung data empiris yang dipercaya masyarakat bahwa
jahe mempunyai kemampuan sebagai anti masuk angina, suatu gejala menurunnya
daya tahan tubuh sehingga mudah terserang oleh virus (influenza). Selain itu,
jahe juga memiliki aktivitas antioksidan. Studi pada mahasiswa yang diberi
minuman jahe menunjukkan adanya perbaikan sistem imun (kekebalan tubuh).
Jahe dapat diolah menjadi berbagai produk yang sangat
bermanfaat dalam menunjang industri obat tradisional, farmasi, kosmetik serta
industry makanan dan minuman. Bentuk minuman jahe diantaranya sari jahe, sirup,
jelly, teh jahe. Dalam pengolahannya, jahe dapat dikombinasi dengan bahan lain
yang mempunyai efek sinergis menjadi minuman fungsional yang memberikan efek
positif pada kesehatan.
Sumber:
Minuman Fungsional Jahe Rosella, Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jakarta: 2012