Antara IQ dan EQ
Kecerdasan akademis sedikit kaitannya dengan kehidupan
emosional. Orang dengan IQ tinggi dapat terperosok ke dalam nafsu yang tak
terkendali dan impuls yang meledak-ledak, dan menjadi pilot yang tak cakap
dalam kehidupan pribadi mereka. Terdapat pemikiran dari beberapa pakar bahwa IQ
menyumbang paling banyak 20% bagi kesuksesan dalam hidup, sedangkan 80%
ditentukan oleh faktor lain.
Kecerdasan akademis praktis tidak menawarkan persiapan untuk
menghadapi gejolak atau kesempatan yang ditimbulkan oleh kesulitan-kesulitan
hidup. IQ yang tinggi tidak menjamin kesejahteraan, gengsi, atau kebahagiaan
hidup seseorang.
(Baca juga: kain tenun tapis motif asmaul husna)
Banyak bukti memperlihatkan bahwa orang yang secara
emosional cakap yang mengetahui dan menangani perasaan mereka sendiri dengan baik,
dan yang mampu membaca dan menghadapi perasaan orang lain dengan efektif
memiliki keuntungan dalam setiap bidang kehidupan, entah itu dalam hubungan
asmara dan persahabatan, ataupun dalam menangkap aturan-aturan tak tertulis
yang menentukan keberhasilan dalam politik organisasi.
Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik
berarti kemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan,
menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Orang yang
tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya akan
mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk berkonsentrasi
pada karir atau pekerjaan ataupun untuk memiliki pikiran yang jernih.
Survei terhadap orangtua dan guru-guru memperlihatkan adanya
kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang, lebih banyak
mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya: lebih kesepian dan
pemurung, lebih berangasan dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan
mudah cemas, lebih impulsif dan agresif.
Kemerosotan emosi tampak dalam semakin parahnya masalah
spesifik berikut:
- Menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial.
- Cemas dan depresi, menyendiri, sering takut, ingin serba
sempurna, merasa tidak dicintai, merasa gugup dan sedih.
- Memiliki masalah dalam hal perhatian atau berpikir.
- Nakal atau agresif.
Fauzan Ahmad, Meraih Sukses Tanpa Batas, Elex Media
Komputindo: Jakarta
Pic: https://avicennaedu.files.wordpress.com