Kain tapis Lampung merupakan kain tenun yang menjadi ciri
khas etnik Lampung. Seiring perkembangan zaman, kain tapis pun mulai menghadapi
pergeseran fungsi. Kain tapis biasanya digunakan oleh masyarakat Lampung dalam
upacara adat maupun keagamaan. Namun saat ini, kita dapat melihat kain tapis
Lampung digunakan sebagai bahan souvenir dan hiasan dinding.
Perubahan fungsi pada kain tapis ini dimaksudkan agar
penggunaan kain tapis bisa diterima oleh banyak kalangan dari berbagai etnik.
Kebanyakan model tapis yang digunakan dalam ritual adat atau keagamaan adalah tapis
berbentuk sarung. Oleh beberapa desainer nasional, model tapis mulai diciptakan
dalam beragam bentuk fashion, sehingga diharapkan pemakai tapis akan terlihat
lebih modis dan atraktif.
Namun aspek motif tapis tidak mengalami perubahan bentuk
secara revolusioner. Motif tapis tetap
dipertahankan sesuai bentuk yang telah ada sejak dulu untuk menjaga ciri khas
etnik serta filosofinya.
Motif tapis memang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan
masyarakat Lampung tempo dulu yang erat berhubungan dengan ritual animisme.
Namun seiring masuk dan menyebarnya Islam di Lampung, maka corak ajaran Islam
mulai mempengaruhi ragam motif tapis Lampung. Motif-motif kaligrafi Arab yang
umumnya digunakan dalam tapis hiasan dinding merupakan contoh bagaimana Islam
memberi warna dalam perkembangan corak motif tapis Lampung.
Tidak berkembangnya motif kain tapis Lampung bukan
menunjukkan sikap kolot atau konservatif masyarakat Lampung. Sebagai hasil budaya
leluhur, kain tapis tetap harus mempertahankan ciri khas etniknya. Terjaganya
keorisinalitasan motif tapis Lampung inilah yang justru menjadi daya tarik bagi
masyarakat etnik lain untuk mengkaji atau mengoleksi tapis Lampung. Akulturasi
budaya sebenarnya sudah terjadi dalam motif tapis Lampung. Kita sering melihat sebuah
kain tapis dengan motif kaligrafi yang merupakan corak Islam dipadu dengan motif
rebung atau ketupat yang merupakan corak animisme-dinamisme masyarakat Lampung
tempo dulu. Adanya perpaduan tersebut membuktikan bahwa masyarakat Lampung
terbuka untuk berbaur dengan budaya lain. Namun perkembangan zaman modern yang
cenderung di dominasi kebudayaan Barat, sudah seharusnya tidak mempengaruhi
corak motif Lampung. Justru karena motif tapis yang sangat otentik,
menjadikannya semakin terlihat unik dan antik.
Berkembangnya Islam dalam komunitas masyarakat Lampung pun
tidak serta merta memunculkan islamisasi total dalam budaya Lampung. Budaya
lokal tetap dominan dalam tata aturan adat dan pengaruh syariat memberi
pengaruh dalam aspek ritual peribadatan. Hal itu pula yang tampak dalam
perkembangan motif tapis Lampung. Bahkan dalam proses pembuatan tapis, aspek
modernisasi tidak terlalu besar pengaruhnya. Metode pembuatan dengan cara
tradisional justru memiliki aspek keindahan dan nilai ekonomi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan metode pembuatan dengan menggunakan mesin.
Kain tapis Lampung merupakan produk budaya yang mampu
menjaga keotentikannya ditengah gencarnya gempuran budaya Barat. Tapis mampu
bertahan meskipun berada ditengah komunitas etnik Lampung yang jumlahnya sangat
terbatas. Namun jika masyarakat Lampung turut melupakan aset budayanya sendiri,
barangkali beberapa tahun ke depan, kain tapis Lampung hanya tinggal kenangan.