Sebagai makhluk sosial, manusia tidak terlepas dari uluran
dan bantuan orang lain. Manusia tidak dapat hidup menyendiri, sehingga
keberadaan orang lain menjadi begitu penting untuk menjaga kelangsungan
hidupnya. Dalam kehidupan masyarakat di pedalaman hutan atau gurun sekalipun, manusia selalu
hidup berkelompok dan membangun komunitas.
Dalam pergaulan itu akan muncul hubungan imbal balik dan saling
tolong-menolong. Manusia memiliki hasrat untuk membantu dan dibantu. Keinginan
untuk membantu orang lain umumnya didorong oleh
rasa simpati maupun karena adanya kepuasan menghilangkan kesusahan pada
orang lain. Bagi sebagian orang, membantu orang lain dan membuat mereka
tersenyum justru membawa kebahagiaan tersendiri.
Sudah menjadi kewajiban setiap orang untuk membantu sesama
sesuai dengan kemampuan. Sedangkan bagi orang yang telah dibantu berusaha untuk
bisa membalas budi, atau setidaknya mengucapkan terima kasih.
Seringkali seseorang begitu mudahnya melupakan kebaikan yang
telah diberikan kepadanya. Namun ketika ia menerima sesuatu yang tidak
menyenangkan hatinya, ia begitu sulit untuk melupakannya. Barangkali sudah
menjadi watak manusia, ketika sudah mencintai seseorang, maka segala
keburukannya akan tertutupi. Namun bila sudah membenci seseorang, maka
kebaikannya akan terlupakan. Oleh karenanya tidak heran jika permusuhan bisa
terjadi dengan begitu mudahnya. Padahal kedua belah pihak yang bermusuhan
sebenarnya telah lama bersahabat sebelumnya.
Permusuhan juga seringkali terjadi pada orang-orang yang
memiliki ikatan kekeluargaan. Hubungan kekeluargaan pun terputus karena
kebencian yang terlanjur mendarah daging. Kadang kebencian itu diwariskan turun
temurun hingga beranak cucu. Itulah kebencian, pembenci selalu akan mencari
sisi cela seseorang daripada berusaha mengungkap sisi baiknya.
Ketika kita selalu mengingat sisi baik seseorang, apalagi
orang itu pernah berbuat baik pada kita, maka permusuhan atau kebencian tidak
seharusnya terjadi. Berterima kasih pada manusia merupakan bentuk syukur kita
atas karunia dan rezeki yang telah diberikan Yang Maha Kuasa. Berarti bila
seseorang tidak bisa berterima kasih pada orang lain, maka ia termasuk orang
yang tidak pandai bersyukur.
Satu hal terpenting dalam hidup bermasyarakat adalah selalu
menjaga dan menjalin hubungan pertemanan. Hidup akan terasa lebih tenang, jika
kita memiliki banyak teman. Sebaliknya, hidup menjadi resah, jika kita memiliki
musuh, meskipun hanya satu orang. Seorang musuh sekalipun bisa mengganggu hidup
kita, karena ia akan selalu mengintai gerak-gerik kita. Setiap cela kita akan
menjadi bahan pergunjingannya, dan kelengahan kita justru menjadi kesempatan
baginya untuk menikam kita.
Berusahalah untuk menjalin pertemanan sebanyak mungkin.
Seorang pemimpin yang hebat pun tidak mungkin bekerja mewujudkan mimpi-mimpinya
tanpa uluran tangan orang lain. Justru seorang pemimpin yang hebat adalah mampu
menjalin kerjasama dengan banyak orang demi mewujudkan mimpi-mimpinya.
Pic: https://aws-dist.brta.in