Sejarah Singkat Kain Tapis

Tapis Kaligrafi Al-Fatihah

Sejarah kain tapis--Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta.

Kain tapis terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau  hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam.

Pada umumnya motif tapis merupakan motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak. Seiring berkembangnya Islam di Lampung, maka turut memperkaya bentuk motif pada tapis, seperti motif yang diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an.

Kain tapis dulunya digunakan dalam upacara-upacara adat di lingkungan kerajaan. Setiap keluarga kerajaan memiliki tapis dengan motifnya tersendiri.

Dengan berkembangnya zaman, kini kain tapis tak lagi digunakan oleh keluarga kerajaan saja melainkan telah digunakan oleh masyarakat Lampung secara umum.

Jenis-jenis kain Tapis

Kain tapis memiliki beragam jenis, diantaranya

-          Tapis pepadun, tapis peminggir, tapis liwa, tapis abung, dan lain-lain.
-          Setiap jenis kain tapis tersebut memiliki motif yang berbeda-beda. Misalnya, kalau kain tapis yang berasal dari daerah pesisir, seperti tapis liwa memiliki motif yang cenderung lebih luwes dengan menonjolkan motif flora.
-          Sedangkan kain tapis pepadun dan tapis abung memiliki motif yang lebih primitif dan cenderung lebih kaku.

Peralatan untuk membuat kain tapis

Peralatan Tenun kain Tapis :

1. Sesang yaitu alat untuk menyusun benang sebelum dipasang pada alat tenun.
2. Mattakh yaitu alat untuk menenun kain tapis yang terdiri dari bagian
3. Terikan (alat menggulung benang)
4. Cacap (alat untuk meletakkan alat-alat mettakh)
5. Belida (alat untuk merapatkan benang)
6. Kusuran (alat untuk menyusun benang dan memisahkan benang)
7. Apik (alat untuk menahan rentangan benang dan menggulung hasil tenunan)
8. Guyun (alat untuk mengatur benang)
9. Ijan atau Peneken (tunjangan kaki penenun)
10. Sekeli (alat untuk tempat gulungan benang pakan, yaitu benang yang dimasukkan melintang)
11. Terupong/Teropong (alat untuk memasukkan benang pakan ke tenunan)
12. Amben (alat penahan punggung penenun)
13.Tekang yaitu alat untuk merentangkan kain pada saat menyulam benang emas.

Beberapa daerah di Sumatera memang memiliki kain tradisional yang hampir mirip satu sama lain. Perbedaan dari kain-kain tersebut terletak pada teksturnya. Kain ulos memiliki tekstur yang paling halus di antara ketiganya. Kemudian kain songket memiliki tekstur yang lebih kasar dan kain tapis memiliki tekstur yang paling kasar.

Sumber: www.kriyalea.com







Related Posts
Previous
« Prev Post