Anak merupakan sosok pribadi yang unik dengan sifat dan
bakat yang berbeda-beda. Pada anak usia 7-12 tahun, berbagai keluhan kerap
dialami orang tua, misalnya cara memahami keinginan anak. Karena itu,
diperlukan pemahaman yang baik untuk mengungkap keinginan anak-anak saat
beranjak remaja ini.
Perkembangan emosi anak usia ini cenderung labil. Sehingga,
apabila keinginan mereka tidak terpenuhi, tak jarang mereka menjadi emosi.
Seperti halnya dalam pendidikan, mereka ingin les music,
tapi orang tua tidak mengizinkannya. Kalau tidak dituruti, biasanya anak
cenderung ngambek. Tentunya ini membuat orang tua bingung untuk menghadapinya.
Untuk mengatasi masalah ini, orang tua dituntut untuk lebih
memahami keinginan anak sebagai bagian dari potensi diri. Caranya dengan
melakukan pendekatan dan lebih sering mengajak anak berbicara agar mereka lebih
terbuka mengungkapkan perasaannya.
Orang tua harus jeli melihat bakat anak, misalnya yang
verbal linguistiknya baik, bisa diarahkan untuk menulis, membuat blog,
mendongeng, dan lainnya. Selain itu, orang tua pun harus senantiasa
mencontohkan sesuatu yang baik agar anak memiliki karakter emosi yang dapat di
atur.
Pada usia 7-12 tahun, karakter superhero dari film bisa
dijadikan contoh pembelajaran bagi mereka. Yang terpenting harus didampingi
orang tua agar anak lebih terarah dalam mengatur emosi dan membentuk sikap.
Sifat anak yang merupakan bagian dari faktor psikologis
dapat diubah sejak dini. Pada usia ini, berbagai, berbagai perubahan dapat dilakukan.
Sehingga saat memasuki usia remaja, orang tua dapat mengendalikan emosi.
Psikologis anak bisa diubah dan ini merupakan bagian dari
faktor internal. Anak dapat belajar dari keluarga, ibu, maupun guru di sekolah.
Berbagai perubahan bisa didapat, mulai dari yang baik hingga yang buruk.
Untuk itu, bagi para orang tua, dihimbau agar mendidik anak
dengan hal baik. Dengan begitu, kelak anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang
baik, berprestasi, dan berguna bagi lingkungannya.
Republika 20 April 2016