Dalam kurun waktu 25 tahun ini, langkah dunia untuk
memberantas penyakit kardiovaskular mengalami kemajuan. Hal ini tentunya
didukung oleh kemajuan teknologi, penelitian, dan kerja sama antarlembaga
terkait.
Selain itu, aspek pencegahan preventif juga kian maju dan
diharapkan dapat membantu menurunkan biaya kesehatan. Namun, di dalam negeri,
untuk mencapai hal tersebut, ada kendala internal maupun eksternal. Di
antaranya aspek keilmuan dan layanan kesehatan yang belum merata di seluruh
Indonesia.
Ada banyak kemajuan yang dicapai Indonesia dalam bidang
kesehatan, khususnya kardiovaskular, berkat kemajuan teknologi. Contoh kemajuan
Indonesia dalam bidang kuratif.
Kemajuan di bidang kuratif, seperti ditemukan Percutaneus
Coronary Intervention (PCI) yang telah berhasil mengurangi angka kematian
akibat gagal jantung, teknologi cardiac resynchronization therapy (CRT) dan left
ventricular assist device (LVAD) yang juga sangat menolong pasien gagal
jantung.
Pemasangan alat pacu jantung pada gangguan irama jantung dan
ICD juga terbukti menurunkan kematian jantung mendadak. Di samping itu, dalam
bidang pembuluh darah, teknologi thoracic endovascular aortic repair (Tevar)
dan endovascular aneurysm repair (Evar) juga sangat membantu pasien dengan
kasus ini.
Di bidang pediatric (anak), terdapat kemajuan dalam
penanganan penyakit jantung kongenital.
Misalnya penanaman alat patent ductus
arteriosus (PDA), amplatz duct occlude (ADO), dan amplatz septal occlude (ASO)
yang akan membantu pasien anak dengan kelainan jantung bawaan. Selain itu, juga
tampak kemajuan dalam bidang kerja sama antarlembaga, baik di dalam maupun luar
negeri.
Bidang kardiovaskular di Indonesia saat ini masih menghadapi
berbagai tantangan internal. Dalam era universal coverage, dokter dituntut
bekerja dalam sistem sehingga membantu pemerintah dalam mengontrol kualitas dan
biaya kesehatan masyarakat. Sedangkan secara eksternal, semua pihak harus siap
menghadapi masyarakat ekonomi asean (MEA) agar dapat bersaing secara kualitas
dan kuantitas.
Data organisasi kesehatan dunia (WHO) saat ini menunjukkan,
penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomor satu secara global,
yaitu sebagai penyebab 31 persen kematian. Pada 2012, sekitar 17,5 juta orang
di dunia karena penyakit kardiovaskular.
Sekitar 42 persen kematian masyarakat dunia diakibatkan
penyakit jantung koroner dan 38 persen karena stroke.
Dalam bidang pengobatan, penelitian-penelitian lain juga
terus berkembang, khususnya dalam hal pemakaian obat pengencer darah. Obat ini
terbukti dapat mencegah penyumbatan ulang pada pembuluh darah dengan risiko
pendarahan yang minimal. Obat-obatan yang sedang diteliti ini diharapkan mampu
menghilangkan gejala lebih cepat serta dapat memperpanjang umur pasien.
Republika 28 April 2016