Seni Dalam Bergaul

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan teman dalam menjalani hidupnya. Manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain. Manusia satu dengan yang lainnya diciptakan untuk saling tolong menolong dan gotong royong. Tidak ada manusia yang mandiri secara mutlak. Sehebat apapun ia, pasti akan tetap ada ketergantungan pada uluran tangan orang lain.

Di zaman modern ini, banyak orang yang berusaha menarik diri dari pergaulan dengan hidup dalam kesendirian. Orang yang suka menyendiri akan mengalami kesepian dan seringkali berujung pada depresi dan keputusasaan. Sudah menjadi naluri manusia untuk bergaul dengan sesama, meskipun efek dari pergaulan itu acapkali memunculkan berbagai macam gangguan.

Pergaulan akan tetap menyenangkan selama kita dapat memilih bergaul dengan orang yang tepat. Kita memang dapat bergaul dengan banyak orang, namun tidak bisa akrab dengan siapa saja. Hubungan akrab hanya dapat dijalin dengan orang-orang yang memang secara karakter kepribadian dan perilakunya dapat kita terima.

Untuk itu, pergaulan adalah sebuah seni yang tidak bisa diperlakukan secara kaku.  Setiap orang memiliki karakteristik kepribadian yang unik, tidak ada manusia yang memiliki karakter yang sama. Oleh karenanya setiap orang tidak bisa diperlakukan dengan cara sama, tetap harus ada perlakuan khusus untuk masing-masing kepribadian.

Banyak faktor yang mempengaruhi bentuk kepribadian seseorang. Setiap pola asuh, lingkungan bermain, teman, metode pendidikan memiliki pengaruh dalam membentuk suatu corak kepribadian. Saudara kandung yang terlahir dari rahim dan lingkungan keluarga yang sama pun akan memiliki pola perilaku dan kepribadian yang tidak seutuhnya sama, akan ada keunikan sifat yang menjadikannya khas dan berbeda dari saudaranya. Maka memperlakukan mereka dengan cara yang sama adalah kesalahan besar.

Agar pergaulan terasa menyenangkan, seseorang tidak boleh bersifat egois dan menuntut orang lain untuk memahaminya. Ia harus lebih berlapang dada dalam menyikapi banyaknya perbedaan. Pergaulan juga seringkali memunculkan konflik. Oleh karenanya, kita harus bijaksana dalam menyikapinya. HIndari sifat keras kepala. Tidak selalu sebab kesalahan seseorang menjadikan kita enggan untuk yang pertama meminta maaf.

Tidak mudah menemukan sahabat diantara banyaknya teman yang dekat disekitar kita. Sahabat bukanlah orang yang tak pernah berkonflik dengan diri kita. Namun konflik itu tidak serta merta berlaru-larut dan justru kian mengkristalkan keakraban dan kebersamaan. Sahabat sejati bukanlah orang yang selalu menyetujui perbuatan dan perkataan kita, namun dia selalu berkata jujur atas benar atau salahnya tindakan yang telah kita lakukan.

Pic: http://www.dakwahremaja.com/

Related Posts
Previous
« Prev Post