Bahaya Camilan

Dibalik Cemilan Yang Menggiurkan

Di balik tampilan makanan ringan yang menggiurkan itu justru terdapat berbagai kandungan yang berbahaya. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendata dari temuan tahun 2014, sekitar 24 persen jajanan anak di sekolah tidak memenuhi syarat.

Dari persentase tersebut, masalah yang ada didominasi oleh segi kebersihan atau sanitasi yang masih memprihatinkan. Umumnya bahan berbahaya yang digunakan pada jajanan itu adalah formalin, boraks, dan pewarna tekstil seperti rhodamin B dan methanyl yellow.

Jenis makanan, termasuk es batu, sirup berwarna, agar-agar, dan bakso dikategorikan sebagai empat makanan yang mendominasi jajanan sekolah yang tidak memenuhi syarat. Namun, penyalahgunaan bahan berbahaya pada makanan jajanan tersebut menurun dari tahun ke tahun. Makanan yang mengandung berbahaya ialah sebesar 2-3 persen dari persentase makanan yang tidak memenuhi syarat.

Dia mengatakan, sekitar 30 persen kebutuhan energi anak didapatkan dari jajanan makanan di sekolah. Jika makanan tersebut tidak memenuhi syarat, baik dari aspek kesehatan maupun keamanan, pertumbuhan anak bisa terganggu.

Tumbuh kembang anak usia sekolah yang optimal akan bergantung pada pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik dan benar. Sebagian besar jajanan anak di sekolah justru kebanyakan tidak memenuhi syarat kesehatan.

Bagi yang tidak terbiasa makan pagi, katanya, jajanan berfungsi sebagai makanan yang pertama kali masuk ke saluran pencernaan. Sementara di sisi lain, jajanan ini juga diperlukan sebagai makanan tambahan anak.

Oleh karena itu, ia mengimbau pentingnya orangtua untuk mengajarkan anak bagaimana memilih makanan yang sehat di sekolah. Selain itu, orangtua hendaknya memberikan pendidikan kesehatan pada anak bahwa makanan yang sehat bermanfaat bagi kesehatannya. Orangtua juga harus bisa memberikan pendidikan kesehatan tentang penanganan awal kepada anak apabila mengonsumsi makanan yang tidak sehat.

Karena itu, orangtua bersama sekolah harus berkomitmen menjamin anak-anak mendapatkan jajanan sehat di sekolah. Misalnya, melalui pembentukan kantin sehat yang secara berkala diawasi oleh BPOM. Disini, dokter kecil atau kader kesehatan di sekolah dapat berperan sebagai pengawas dan pemberi informasi jajanan sehat.

BPOM juga menyoroti masalah gizi dengan meluncurkan aplikasi yang bernama Klub Pompi. Aplikasi yang merupakan inovasi pengembangan piranti lunak ini dapat diakses oleh para orangtua dan guru, untuk mengetahui kandungan zat gizi pada jajanan makanan anak di sekolah.


Republika 3 Agustus 2015 Hal. 24

Related Posts
Previous
« Prev Post