Tips Mencegah Gangguan Gigi Dan Mulut

Cegah Masalah Gigi dan Mulut

Sikat gigi yang tepat untuk menyikat gigi berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut.
Sebagian dari masyarakat di Indonesia kerap menyepelekan menyikat gigi dan sikatnya. Tidak peduli bentuk dan bahannya, mereka kebanyakan hanya menggunakan sikat gigi hanya agar gigi dan mulutnya bersih dan segar.

Masyarakat juga menganggap menyikat gigi dua kali sehari dirasa sudah cukup ahar terhindar dari masalah gigi dan mulut. Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar karena pemilihan sikat gigi yang tepat erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut.

Menyikat gigi dengan menggunakan sikat berbulu keras dapat memicu trauma pada jaringan lunak gigi dan mulut. Penggunaan sikat gigi yang kurang tepat juga dapat membuat kebersihan gigi dan mulut tidak optimal.

Hal ini diakibatkan oleh plak yang masih menempel pada gigi. Sehingga kondisi itu dapat menimbulkan masalah lain, seperti cedera gusi dan dapat menyebabkan abrasi dan resesi gusi. Bahkan yang lebih lanjut bisa menyebabkan gigi menjadi sensitive.

Perlu kecermatan dalam memilih sikat gigi yang tepat agar terhindar dari masalah gigi dan mulut. Memilih sikat gigi dengan bulu sikat yang halus dianjurkan oleh para dokter gigi.

Jadi, menyikat gigi tidak boleh asal sembarang saja. Harus diperhatikan pemilihan sikat giginya, serta penting untuk selalu mengganti sikat gigi tiga hingga enam bulan sekali atau setelah sikat gigi terlihat lebih kotor dan mengembang.

Selain soal pemilihan sikat gigi, hal yang perlu diperhatikan adalah perawatan sikat gigi yang dipakai sehari-hari dengan baik.

Sikat gigi perlu diganti ketika kondisi penggunanya tengah flu, batuk, radang tenggorokan, dan infeksi rongga mulut lainnya. Sebab, ketika seseorang sedang mengalami penyakit tersebut, kuman-kuman mudah masuk ke dalam tubuh, terutama di sekitar rongga mulut akibat batuk dan bersin-bersin.

Yang terpenting adalah sikat gigi tidak boleh digunakan bersama-sama. Karena cara begitu dapat menyebabkan terjadinya pertukaran cairan tubuh atau mikroorganisme antar pengguna walaupun penggunanya keluarga sendiri. Hal itu dapat menyebabkan meningkatnya risiko infeksi antarpengguna sikat gigi dengan sistem kekebalan tubuh yang sedang lemah.

Langkah berikutnya, penting juga untuk membersihkan serta membilas sikat gigi dengan air bersih setelah digunakan. Setelah itu, baiknya meletakkan sikat gigi dengan posisi berdiri dan beri jarak antara sikat gigi satu dengan yang lainnya.

Jangan meletakkan sikat gigi secara berhadapan dengan sikat gigi lain. Kalau perlu gunakan helm penutup sikat gigi agar bakteri tidak mudah masuk.

Cara merawat sikat gigi lainnya adalah dengan menyimpan di tempat yang kering dan tidak lembab. Secara keseluruhan semua itu dilakukan tak lain agar kita selalu mendapatkan gigi dan gusi yang sehat dan bebas dari masalah.


Republika 15 Desember 2015

Related Posts
Previous
« Prev Post