Membuat Roti Lebih Sehat

Membuat Roti Lebih Sehat

Hampir semua roti yang di pabrik atau kedai roti besar menambahkan bahan pengawet.
Walaupun sebenarnya bukanlah produk asli budaya Indonesia, tapi roti sangat diminati di negeri ini. Ini terlihat dari maraknya kedai roti di Indonesia. Berbagai kalangan menyukai roti. Tua-muda, kaya-miskin, semua suka. Apalagi anak-anak.

Asal mula roti sebenarnya dari bangsa Mesir Kuno. Cara membuatnya pun masih primitive, yaitu tepung, air, dan adonan ragi dicampur lalu diinjak-injak oleh para budak. Kemudian dibakar dalam tungku kuno berbentuk kerucut. Lama-kelamaan mereka mengetahui cara lain untuk menikmatinya. 

Mereka menumbuk dan melumatnya bersama air sehingga membentuk pasta. Pasta yang dimasak di atas api kemudian mengeras dan lebih tahan lama.

Bangsa Yunani lalu mengambil teknologi pembuatan roti dari Mesir. Teknologi ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Jadi, 20 ribu tahun lalu zaman masih primitive, mereka menemukan gandum, mareka makan kok rasanya manis, enak ,dan mengenyangkan lalu mereka ambil lagi tanaman itu. Lama kelamaan mereka mengambil benih, tanam, karena jumlahnya banyak, diulek-ulek di batu, lalu dimakan, sisanya dua tiga hari kemudian mengembang dan kering. Itu asal muasal roti.
 Di Indonesia sendiri, tidak ada budaya roti. Karena itu, tidak ada yang namanya roti Indonesia. 

Orang Indonesia belum berani membuat roti Indonesia seperti Jepang, Cina, Taiwan, dan India.

Empat bahan utama

Dalam pembuatan roti, ada empat hal penting yang harus diperhatikan, yaitu bahan-bahan, metode pembuatan, alat-alat, dan keahlian.

Untuk bahan, dalam pembuatan roti, sebenarnya hanya dibutuhkan empat bahan utama, yaitu tepung terigu, air, garam, dan ragi. Begitu pula saat ini. Roti tetap dibuat dengan empat bahan utama tersebut.

Pertama, tepung terigu, dalam membuat roti harus menggunakan tepung terigu yang tepat. Misalnya gunakan tepung terigu dengan kadar gluten yang tinggi. Kandungan gluten protein yang tinggi itu akan membentuk adonan yang elastis selama proses pengadukan. Gluten berfungsi untuk menahan gas keluar saat proses fermentasi sehingga roti akan mengembang dan teksturnya empuk. Salah pilih tepung, salah rotinya. Tidak ada tepung, tidak ada roti.

Yang kedua, garam. Selain memberi rasa asin, garam juga berfungsi sebagai bahan penetral dan meningkatkan cita rasa, menambah daya tarik adonan serta mempertinggi daya elastisitas roti. Selain itu garam juga dapat menstabilkan adonan sehingga disebut bahan stabilisator fermentasi.

Yang ketiga, air. Berfungsi sebagai bahan pembentuk gluten, mengontrol kepadatan adonan dan mencampur bahan-bahan lain agar tercampur rata. Penggunaan air hanya 60 persen dari semua bahan dalam pembuatan roti.

Bahan terakhir, ragi. Ragi ini merupakan makhluk hidup yang berguna untuk membuat roti mengembang juga menambah aroma. Ragi bisa ditemukan di alam bebas. Ragi mengubah karbohidrat dan gula menjadi gas  karbondioksida dan alkohol dalam bentuk etanol yang dapat mengembangkan adonan dan memberikan aroma harum khas roti.

Ragi dibagi tiga, ragi kering, basah, dan instan. Yang umumnya digunakan untuk membuat roti kini adalah ragi instan.


Republika 10 April 2016

Related Posts
Previous
« Prev Post