Operasi Lasik

Operasi Lasik

Screening ketat sebelum lasik penting dilakukan untuk memperkecil risikonya.

Siapa yang tak ingin melihat semua pemandangan dengan jelas, nyata, serta tak dibayangi berbagai gangguan pandangan mata? Tentu semua orang ingin seperti itu dan tidak tergantung pada kacamata atau lensa kontak. Salah satu cara terkini yang banyak dilakukan untuk itu adalah dengan lasik.

Lasik adalah salah satu prosedur tindakan pada mata untuk menghilangkan kebutuhan pasien terhadap ketergantungan kacamata. Tindakan yang dilakukan, yakni dengan cara mengubah bentuk kelengkungan kornea (lapisan bening yang terletak di bagian paling depan dari mata kita).

Lasik masih menjadi operasi yang termasuk menunjang gaya hidup karena tujuannya memperbaiki gangguan tajam penglihatan agar pengidapnya terbebas dari penggunaan kacamata atau lensa kontak.

Lasik biasanya dilakukan pada mereka yang menderita mata minus, silinder, maupun plus. Lasik bisa diterapkan pada orang dengan mata plus satu sampai empat dioptric, minus 0,5 sampai 14 dioptri, dan silindri 0,5 sampai 5 dioptri. Dengan dilasik, mereka bisa mendapatkan tajam penglihatan yang optimal tanpa kacamata.

Syarat untuk dilasik bukan hanya memiliki dana yang cukup, melainkan juga dokter bedah lasih baru akan memberi lampu hijau jika pasiennya lolos screening. Pemeriksaan pendahuluan yang ketat harus ditegakkan untuk melindungi pasien dari risiko lasik.

Pasien lasik tidak boleh dalam keadaan hamil, tidak ada riwayat autoimun, berusia 18 tahun ke atas, tidak katarak, tidak ada jaringan parut pada mata, serta ukuran kacamata stabil dan tidak ada perubahan mencolok dalam enam bulan sampai setahun terakhir.

Untuk operasi lasik, ketebalan kornea pasien harus cukup, mengingat lasik bertujuan untuk membuat kornea lebih tipis agar kelainan refraksi dihilangkan. Ketebalan kornea akan diukur dengan alat khusus sebelum prosedur lasik dilakukan.

Biasanya dokter memberikan tetes mata agar mata pasien bebas nyeri. Barulah dimulai membuat flap (lapisan) dan dibuka dan kornea dilaser untuk membuat korne lebih tipis dan mengubah bentuk kornea yang berperan sebagai media refraksi.

Begitu penyinaran selesai, flap korne akan dikembalikan ke posisi semula. Bagian tersebut akan melekat dengan sendirinya tanpa perlu dijahit. Setelah dilasik, orang bisa langsung beraktivitas normal. Mata akan terasa berair, namun tak boleh kena air agar tidak terinfeksi.

Normal saja kalau awalnya terasa gatal, tetapi jangan dikucek.

Namun sebaik-baik tindakan penyembuhan yang dilakukan dokter maupun alat teknologi terkini, yang lebih penting adalah tindakan pencegahan. Disarankan agar tidak bersinggungan terlalu lama di depan gadget lebih dari enam jam tanpa istirahat. Selain itu, perbanyak juga konsumsi makanan yang kaya vitamin A.


Republika 13 April 2016

Related Posts
Previous
« Prev Post