Memahami Peran Kita Dalam Rumah Tangga

Muhasabah Peran Kita Dalam Keluarga

Mempunyai keluarga harmonis dan sakinah merupakan keinginan setiap pasangan yang telah menikah dan juga bagi yang akan menikah. Tetapi untuk mewujudkannya bukanlah sesuatu yang mudah. Apalagi di tengah tantangan zaman sekarang.

Jangankan untuk membangun keluarga sakinah, bisa mempertahankan keutuhan rumah tangga saja sudah bisa disebut sebuah prestasi. Tingginya angka perceraian dari tahun ke tahun menjadi problema yang wajib dihindari dengan mempersiapkan bekal berumah tangga sebaik-baiknya.

Menarik disimak komentar pemerhati kesejahteraan keluarga nasional, Sudibyo Alimoeso. Menurutnya, ada tiga hal yang umumnya melatarbelakangi perceraian, yakni faktor ekonomi, psikologi, dan ketiadaan ruang pengaduan masalah keluarga.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa faktor ekonomi terkait erat dengan kesiapan calon pengantin untuk bertanggung jawab secara ekonomi. Sementara faktor psikologi berhubungan dengan kematangan atau kesiapan mental calon pengantin mengarungi rumah tangga.

Faktor ketiga yang disebutkan Sudibyo di atas tidak bagi pasangan suami istri, pendidikan agama adalah bekal terbaik mereka mengarungi bahtera rumah tangga.

Mencetak generasi yang tangguh, sehat, dan kuat mental spiritualnya dalam menghadapi tantangan zaman adalah tugas para orang tua. Namun bagaimanakah tugas mulia ini akan diemban dan dilaksanakan dengan baik jika mereka tidak siap karena telah tersibukkan dengan hal-hal yang melalaikannya.

Menurut Ustadz Budi Azhari, Al-Quran telah menyampaikan bagi setiap keluarga muslim bahwa anak mempunyai sekian potensi bagi kehidupan orang tuanya. Potensi baik ataupun potensi buruk. Salah satu di antaranya adalah bahwa anak adalah cobaan hidup. Allah Ta’ala berfirman, “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. Al-Anfal: 28)

Anak juga menjadi cobaan hidup bagi orang tuanya. Seperti yang disampaikan ayat di atas. Sehingga orang tua diminta berhati-hati. Keindahan itu tidak boleh melalaikan. Kenikmatan kita memandanginya tidak boleh melalaikan dari tugas para orang tua menjadi hamba Allah yang baik.

Sumber:

SedekahPlus, Edisi 25 Tahun III, Februari 2016

Related Posts
Previous
« Prev Post