Osteoporosis bisa juga menyerang tulang rahang di usia
lanjut.
Osteoporosis atau penyakit pengeroposan tulang bisa
menyerang siapa saja. Banyak orang belum menyadari bahayanya, sehingga penyakit
itu baru diketahui setelah pasien merasa sakitnya. Itu sebabnya, osteoporosis
masuk sebagai masalah kesehatan di masyarakat, khususnya di negara berkembang.
Osteoporosis merupakan silent disease dengan kondisi tulang
menipis rapuh. Keadaan tulang seperti itu membuatnya rawan patah.
Osteoporosis memang tidak memunculkan gejala. Maka tak
heran, kebanyakan orang masih kebingungan mengantisipasi datangnya
osteoporosis. Cara mengetahui risiko osteoporosis adalah lewat pemeriksaan
berkala, baik pada berat maupun tinggi badan.
Penyakit pengeroposan tulang ini umumnya lebih banyak
menyerang wanita. Prevalensinya, seperti dua dari lima wanita dan satu dari
luma pria dengan umur di atas 50 tahun. Usia di atas 60 tahun lebih tinggi lagi
angkanya.
Beberapa penyakit osteoporosis adalah pola hidup kurang
aktif maupun kelebihan aktivitas fisik serta kekurangan kalsium dan vitamin D.
Karenanya, ditekankan pentingnya latihan fisik terukur dan asupan makanan yang
sesuai guna mencegah tulang keropos.
Olahraga untuk pencegahan osteoporosis terdiri atas tiga tahap,
yaitu primer, sekunder, dan tersier.
Tahap primer bagi usia muda yang masih dapat melakukan
olagraga intensitas berat. Tahap sekunder dan tersier ditujukan bagi pasien
osteoporosis melalui olahraga ringat, seperti senam, jalan, bersepeda, ditambah
latihan khusus beban.
Hal yang penting juga adalah asupan kalsium. Sumbernya bukan
hanya dari susu, melainkan juga dari kacang-kacangan, singkong, maupun sayuran
bewarna hijau. Namun, asupan kalsium juga bisa jadi sia-sia jika tak dibarengi
vitamin D yang cukup dari paparan sinar matahari.
Waktu paling baik untuk tubuh terpapar sinar matahari, yaitu
sebelum pukul 09.00 WIB dan setelah pukul 15.00 WIB. Diluar waktu itu juga
bagus, tapi kita perlu menghindari risiko kanker kulit.
Bahaya osteoporosis terhadap badan biasanya dirasakan pada
pangkal paha, punggung, kaki, dan lainnya. Masih sedikit yang menyadari kalau
osteoporosis juga bisa terjadi pada tulang rahang, yaitu penyusutan tulang
rahang. Akibatnya, gigi mudah tanggal dan mengganggu kesehatan rongga mulut.
Tulang rahang yang rapuh juga dapat mengubah wajah dan
mempersulit penanaman gigi palsu. Dalam tahap lebih lanjut, risiko penyakit
gusi akan meningkat, terutama serangan pada tulang rongga mulut.
Ketika tulang rongga mulut mulai keropos, maka tidak ada lagi
yang bisa menahan berat gigi, sehingga gigi asli dan palsu tanggal.
Republika 22 Februari 2016