Bahaya Gaya Hidup Tidak Sehat

Gaya Hidup Tidak Sehat

Penyebab seseorang terkena penyakit stroke sangat berkaitan dengan gaya hidup serta pola makan yang tidak sehat. Seperti kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman bersoda dan beralkohol, serta gemar mengonsumsi makanan cepat saji.

Penyakit stroke juga disebabkan oleh timbulnya kolesterol dan kalsium yang muncul juga diakibatkan oleh timbunan lemak di pembuluh darah. Semakin banyak jumlah plak atau kolesterol dan lemak yang mengendap, semakin banyak pula jumlah kalsiumnya.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa kalsium yang muncul ini tidak ada hubungannya dengan konsumsi kalsium dari segelas susu yang diminum. Karena kemunculan kalsiumnya pun berbeda.

Orang yang berat badannya berlebihan atau kegemukan berpotensi mengalami berbagai penyakit jantung dan stroke. Selain itu, orang gemuk juga berpotensi mengalami penyakit diabetes.

Sebagian masyarakat mungkin berpendapat bahwa minuman instan dan berkarbonasi merupakan salah satu pemicu seseorang terkena obesitas.

Lemak, protein, dan gula yang tinggi yang biasanya dimiliki orang gemuk justru menjadi salah satu pemicu diabetes. Penyakit ini juga memicu munculnya penyakit jantung dan stroke. Energi yang dihasilkan dari minuman berkarbonasi dibandingkan keju, telur, daging, dan roti, jauh lebih sedikit.
Saat ini, orang tidak takut makan keju, tapi sangat takut ketika minum minuman berkarbonasi. 

Padahal antara keju dan minuman tersebut, jumlah energi yang dihasilkan paling tinggi ialah dari keju, yaitu sebesar 227 kkal, sementara minuman berkarbonasi hanya sekitar 42 kkal.

Minuman berkarbonasi bukanlah pemicu utama diabetes, tetapi konsumsinya perlu dibatasi. Selain itu, yang tak kalah penting adalah menyeimbangkan pola hidup sehat dengan rutin berolahraga secara teratur.

Penting untuk membatasi konsumsi keanekaragaman pangan untuk mencegah diabetes. Karena, semakin banyak makanan yang kita makan, maka semakin banyak pula lemak yang ditimbun dalam tubuh. Lemak ini nantinya menjadi cikal bakal penyakit diabetes, jantung, dan stroke.

Republika 28 Desember 2015



Related Posts
Previous
« Prev Post