Lebih dari 80 persen penyakit hipertensi berhubungan dengan
penyakit lain.
Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan darah tinggi
merupakan salah satu penyakit yang membunuh penderitanya dengan diam-diam
(silent killer). Jumlah penderita penyakit ini setiap tahunnya semakin
bertambah di seluruh dunia.
Bertambahnya pasien hipertensi diakibatkan rendahnya
pengetahuan masyarakat dan petugas kesehatan. Akibatnya, jumlah kasus di
masyarakat yang tidak terdiagnosis masih tinggi sehingga meningkatkan risiko
stroke, dimensia (kepikunan), penyakit jantung, dan ginjal.
Di tingkat nasional, jumlah pasien hipertensi menurut
Riskesdas 2013 mencapai 25,8 persen.
Lebih dari 60 persen tidak menyadari menderita penyakit ini.
Selain itu, lebih dari 80 persen pasien tidak mengontrol
tekanan darah mereka.
Penyebab penyakit hipertensi ini bukanlah penyakit tunggal.
Melainkan, lebih dari 80 persen penyakit ini sangat berhubungan dengan penyakit
lain, seperti hiperlipidermia dan diabetes.
Penyakit ini juga sekaligus menjadi beban ekonomi bagi
pemerintah. Berdasarkan data pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional pada
Januari-Juni 2014, klaim pengobatan penyakit terkait hipertensi sebesar Rp 5,27
triliun di seluruh rumah sakit. Tiga jenis penyakit utama penyebab
katasropiknya adalah jantung, ginjal, stroke.
Untuk penanganan hipertensi, pasien dengan komplikasi gagal
ginjal pengobatannya sama saja dengan hipertensi pada umumnya. Adapun yang
membedakan, hanya pemilihan obat dan lebih memperhatikan faktor risikonya.
Saat ini 30 persen kematian di dunia disebabkan oleh
kelainan kardiovaskular dan jantung. Penyebab utama kelainan kardiovaskular
pada pasien bisa diperparah dengan munculnya hipertensi.
Hipertensi dapat menyebabkan pembesaran jantung ataupun gangguan
aliran pembunuh darah koroner. Apabila tidak ditangani dengan baik, dapat
menyebabkan risiko penyakit jantung koroner hingga menyebabkan kematian.
Hipertensi juga menjadi faktor utama terjadinya dimensia
vaskuler pada pasien. Karena itu, mengendalikan hipertensi penting dilakukan,
didukung dengan menerapkan hidup sehat dan olahraga seimbang.
Republika 18 Februari 2016