Kenakalan pada remaja sering kali dipengaruhi hubungan
dengan orang tua.
Masa remaja merupakan saat-saat penting bertransisi dari
anak-anak menuju tahap pendewasaan diri. Namun, sebagian orang tua menganggap
masa remaja merupakan saat penuh masalah. Pentingnya saat remaja ini adalah
dampaknya pada kehidupannya kelak. Salah pengasuhan akan berdampak buruk bagi
masa depannya.
Karenanya, permasalahan pada remaja ini memerlukan
penanganan khusus. Remaja yang memiliki masalah hendaknya ditangani secara
komprehensif dan menuntut perlakukan berbeda.
Mereka biasanya menuntut privasi lebih karena berkaitan
dengan faktor psikologis pada remaja yang masih rentan. Misalnya, remaja dengan
masalah obesitas merasa kekurangan percaya diri, hamil di luar nikah, atau
bertengkar dengan orang tua.
Tidak seharusnya remaja hanya dikenal dengan kenakalannya.
Bagaimanapun, sebenarnya kenakalan pada remaja sering kali dipengaruhi hubungan
dengan orang tua. Hubungan kedua pihak bisa tidak mulus karena seorang remaja
ada dalam masa tidak kenal identitas diri mereka.
Karenanya, remaja banyak mencoba hal baru yang kebersamaan
dengan teman-temannya bisa berdampak negative. Intinya, remaja masih labil dan
tidak paham sepenuhnya konsekuensi perbuatan mereka. Pada akhirnya, di mata
orang tua, remaja sulit di atur.
Perubahan fisik juga dapat menjadi persoalan tersendiri pada
remaja dan menimbulkan rasa tidak percaya diri. Fluktuasi hormone, misalnya,
sering menyebabkan gangguan seperti bau badan dan jerawat. Belum lagi
pertumbuhan gigi tidak rata.
Yang menjadi pertanyaan, sebenarnya, kapan remaja dikatakan
memiliki gangguan pertumbuhan? Remaja adalah fase akhir dari masa anak-anak
dari lahir hingga 18 tahu. Masalah yang ditangani di klinik remaja adalah anak
usia 10-18 tahun.
Orang tua harus memperhatikan tanda awal pubertas (tahapan
masa pertumbuhan) yang berbeda-beda pada setiap anak. Awal pubertas anak
perempuan adalah payudara membesar, bukan mestruasi seperti yang selama ini
diyakini.
Menstruasi menjadi tanda pubertas sudah selesai dan
selanjutnya hanya menyempurnakan. Mestruasi terjadi dua sampai tiga tahun
setelah masa pubertas dan setelah mestruasi maka seorang anak tidak bisa
bertambah tinggi, paling bertambah satu sampai dua cm lagi.
Pada anak laki-laki pubertas ditandai dengan pembesaran
testis dan tanda akil balik berupa mimpi basah. Mimpi basah adalah tanda akhir
pubertas pada anak laki-laki. Tidak seperti anak perempuan, dibutuhkan tiga
sampai empat tahun setelah akhir pubertas, baru anak laki-laki terhenti tumbuh
tinggi badannya atau di usia SMP.
Orang tua harus mendampingi gejolak masalah remaja yang
rentah pengaruh buruk dari luar. Caranya, dengan melakukan komunikasi yang
tepat dan efektif secara dua arah.
Ajarkan anak berpikir memecahkan masalah dengan komunikasi
efektif guna menciptakan hubungan yang harmonis. Orang tua harus menghindari
menyalahkan dan menghakimi.
Republika 26 Februari
2016