Penyebaran Virus Zika di Indonesia

Geliat Zika di Indonesia

Menjelang akhir 2015, wabah virus zika (ZIKV) di Amerika Selatan merebut perhatian dunia karena ditengarai menjadi dalang meningkatnya kasus bayi dengan mikrosefalia. Namun, sebenarnya virus zika sudah ada di Indonesia sebelum tahun itu.

Tim peneliti Indonesia berhasil menemukan ZIKV secara tidak sengaja pada pemuda berusia 27 tahun di Jambi, beberapa waktu sebelumnya.

Kasus pertama penemuan jejak virus zika di Indonesia tercatat pada 1981 di Klaten. Kala itu, ditemukan orang dengan positif antibody zika. Pada 1983, kasus serupa ditemukan pada seorang pasien di Lombok.

Kemudian, warga negara Australia terbukti positif virus zika sepulang dari Jakarta pada 2013. Dia demam, kemudian menjalani isolasi. Hal yang sama juga menimpa warga Australia sepulangnya dari Bali pada 2015.

Terkait mikrosefalia, penyebabnya dari beragam faktor, jadi bukan hanya dari zika. Sebabnya, bisa dari ibu hamil yang kekurangan gizi, konsumsi obat-obatan saat hamil dan lainnya.

Meskipun demam dengue yang menjadi ciri khas, DBD dan zika juga bisa menimbulkan kelainan janin. Akan tetapi, infeksi virus atau bakteri pada ibu hamil juga bisa memengaruhi. Penyebab mikrosefalia dicurigai melalui darah.

Akibat virus zika memang menyebabkan kecacatan kontingental pada bayi. Selain itu, seorang bayi dengan mikrosefalia juga dipastikan akan mengalami kecacatan seumur hidung karena ada gangguan pada otak.

Disinilah pentingnya pencegahan, sambil menunggu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Maka, sebaiknya kita patut menghindari hal-hal yang dicurigai mengakibatkan bai terkena mikrosefalia akibat virus zika.


Republika 26 Februari 2016

Related Posts
Previous
« Prev Post