Bahaya Obesitas Pada Anak

Pembunuh Dibalik Tumpukan Lemak

Orang yang mengalami kegemukan cenderung mengalami berbagai penyakit berbahaya.
Melihat anak-anak yang gemuk memang umumnya lucu dan biasanya anak tersebut dianggap sehat. 

Namun, saat dewasa, kegemukan (obesitas) bukan lagi memperlihatkan ciri orang yang sehat. Justru obesitas menjadikan seseorang menumpuk potensi penyakit dan bisa diam-diam membunuhnya (silent killer).

Obesitas biasanya lekat dengan persoalan kesejahteraan sosial seseorang. Kebanyakan orang yang obesitas dan bertubuh gemuk tergolong pada masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Terbukti, mereka dapat mencukupi segala keinginan makanan yang mereka inginkan hanya dengan membelinya.

Disadari atau tidak, kesejahteraan sosial ini justru membuat asupan gizi harian menjadi berlebihan sehingga otomatis menyebabkan obesitas. Kegemukan atau obesitas ini ternyata juga tidak hanya melanda orang dewasa, tapi juga anak-anak remaja usia 14 tahun ke atas.

Orang bertubuh gemuk sebenarnya sedang menimbun lemak yang berisiko menyebabkan penyakit berbahaya yang dapat mengancam jiwanya. Karena, sel lemak di dalam tubuh orang yang gemuk, tanpa disadari, mengeluarkan zat yang merusak.

Orang yang memiliki tubuh gemuk cenderung tidak memiliki umur yang panjang. Maka, penting untuk selalu menjaga berat badan dengan mengukur lingkar pinggang serta berat badan dan tinggi badan ideal agar tetap bisa hidup lebih panjang.

Ukuran lingkar pinggang ideal bagi perempuan adalam 80 cm sedangkan pada laki-laki 90 cm. Sementara untuk mengetahui kegemukan yang dialami seseorang masuk ke dalam kategori ringan atau berat, diperlukan pengukuran dengan menghitung indeks masa tubuh.

Orang yang obesitas cenderung lebih banyak memasukkan makanan dibanding mengeluarkan keringat. Untuk itu, bagi mereka yang mengalami obesitas disarankan untuk menyeimbangkan pola hidup dengan membatasi makanan yang berlemak dan diseimbangkan dengan olahraga.

Obesitas diperparah akibat pola makan yang diterapkan oleh anggota keluarganya. Namun, faktor genetic juga banyak memengaruhi peranan sekitar 20 persen. Sementara sisanya diakibatkan oleh pola hidup sehari-hari. Apabila obesitas tidak ditanggulangi sejak dii, dikhawatirkan malah semakin sulit diatasi ketika orang tersebut sudah beranjak dewasa.

Orang yang menderita obesitas juga dipengaruhi akibat terlalu banyak mengonsumsi susu formula ketimbang ASI saat bayi. Rata-rata, bayi yang minum ASI eksklusif cenderung berat badan normal ketika beranjak dewasa. Sementara, bayi yang minum susu formula, pada saat dewasa cenderung memiliki berat badan berlebih dan berisiko terkena obesitas akibat gula tambahan yang dikandung dalam susu formula.


Republika 25 Januari 2016

Related Posts
Previous
« Prev Post