Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit
akibat HIV, yaitu Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) menyebabkan
hancurnya sistem kekebalan tubuh penderitanya. Akibatnya, pasien lebih rentan
terkena berbagai macam penyakit.
Sekitar 70-80 persen penderita HIV dan AIDS mengalami
gangguan pada mata. Mata adalah salah satu organ yang sering menimbulkan gejala
sakit sebagai manifestasi infeksi HIV.
Infeksi opurtunistik menjadi penyebab utama munculnya kelainan
pada mata terkait virus HIV dan AIDS.
Infeksi pada mata akibat virus biasanya disertai gejala
sistemik, seperti demam. Sifatnya pun kambuh-kambuhan.
Gangguan berupa infeksi mata, bisa berasal dari berbagai
mikroorganisme, disamping virus, juga bisa saja berupa bakteri, jamur, dan
parasite. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri umumnya akan memberikan kondisi
mengancam penglihatan. Onset yang sangat cepat disertai gejala, seperti
penglihatan mendadak turun, nyeri, reaksi peradangan yang berat, bahkan disertai
munculnya nanah di bilik mata depan.
Infeksi yang disebabkan oleh jamur memberikan onset yang
lambat dengan gejala peradangan yang nyata, hingga munculnya borok atau abses
pada mata. Infeksi jamur pada mata lebih didominasi pada pekerja pertanian.
Karena penyebab infeksi mata bermacam-macam, terapi infeksi
matanya pun bersifat multifactor. Terapi utama bertujuan untuk mengeradikasi
mikroorganisme penyebab infeksi. Untuk menghasilkan kesembuhan yang optimal,
dibutuhkan kerja sama yang baik antara penderita, keluarga, dan dokter yang
terkait.
Republika 7 Maret 2016