Pengunaan lensa kontak kini memang menjadi tren di kalangan
para remaja dan perempuan dewasa. Tak heran, jika lensa kontak aneka warna
belakangan ini jamak ditemukan di optic, bahkan dijual bebas di toko online.
Namun, tak banyak penggunanya yang paham soal lensa kontak
yang dijual melalui toko online atau optic tersebut tidak sesuai standar
kesehatan yang aman. Termasuk, produksi dan cara penyimpanan yang kurang tepat.
Lensa kontak dapat menyebabkan kornea mata bengkak dan
keruh. Itu terjadi, salah satunya karena diameter lensa kontak yang terlalu
kecil dibandingkan dengan diameter kornea.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan penglihatan menjadi
buram.
Proses produksi lensa kontak yang tidak baik dapat
menyebabkan lensa kontak tercemar bakteri atau jamur. Akibatnya, saat dipakai
mata terinfeksi bakteri atau jamur. Akibatnya, saat dipakai mata terinfeksi
bakteri atau jamur yang berbahaya. Infeksi berat pada mata dapat menyebabkan
kebutaan.
Kurangnya kebersihan tangan dan tempat penyimpanan lensa
kontak juga menjadi pemicu terjadinya infeksi pada mata. Karenanya, sebelum
memakai lensa kontak, tangan pengguna harus bersih. Selain itu, setiap pekan,
sebagaiknya tempat penyimpanan lensa kontak harus dibersihkan dengan
menggunakan alat khusus.
Pemakaian lensa kontak yang tidak benar, seperti terlalu
lama dan dipakai selama tidur malam dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Hal
itu terjadi karena seperti halnya tubuh manusia lainnya, mata juga membutuhkan
udara segar untuk bernapas. Bila mata selalu tertutupi lensa kontak dalam waktu
yang lama, dikhawatirkan permukaan mata yang tertutup lensa kontak akan
kekurangan oksigen.
Guna mengatasi ketergantungan pemakaian lensa kontak,
khususnya karena kelainan refraksi, dapat dilakukan dengan metode terkini,
yaitu perbaikan kelainan refraksi dengan menggunakan sinar laser atau lasik.
Berbagai kelainan rekfraksi pada mata, seperti minus, plus, atau silindris
dapat ditangani dan disembuhkan dengan lasik. Cara ini tergolong aman dan tidak
membutuhkan waktu lama untuk recovery.
Republika 5 Januari 2016