Terapi Cedera Lutut

Mengatasi Cedera Pada Lutut

Cedera pada lutut harus segera ditangani sebelum mengalami kecacatan.

Cedera ringan tentunya pernah dialami oleh setiap orang. Namun, untuk cedera pada lutut, mungkin hanya beberapa orang yang mengalaminya. Kebanyakan pasien yang cedera pada lutut cenderung mengabaikan rasa sakit yang mereka alami. Biasanya mereka hanya mengompres lututnya dengan es batu untuk meredakan rasa sakitnya. Namun, ternyata apabila cedera pada lutut tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kecacatan. Bahkan, juga tak jarang dapat menghentikan perjalanan karir atlet profesional.

WHO juga mengategorikan cedera lutut sebagai salah satu dari empat kondisi otot dan tulang yang membebani individu. Beban tersebut karena cedera pada lutut dapat membatasi aktivitas seseorang sehingga mereka menjadi kurang produktif.

Sebenarnya ada tiga hal yang dapat menyebabkan cedera pada lutut. Pertama, nyeri pada ligament dan robek yang umumnya terjadi karena cedera saat melakukan kegiatan fisik, seperti olahraga. Lalu, meniscus tear atau robek pada kartilago (tulang rawang) lutut serta nyeri lutut parah karena arthritis yang bisa menyebabkan kecacatan.

Arthritis merupakan penyakit kronik yang disebabkan peradangan pada satu atau lebih persendian disertai rasa sakit, pembengkakan, kekakuan, dan keterbatasan bergerak. Sayangnya, penyakit ini juga sering terjadi seiring penuaan.

Hasil survey di Indonesia juga menunjukkan, rheumatoid arthritis telah diderita 0,5 sampai satu persen masyarakat. Memang penyakit radang sendi sering didengar sebagai penyakit yang biasanya menyerang orang tua.

Penyakit ini juga menyebabkan rasa nyeri pada sendi akibat rusaknya tulang rawan. Tiga jenis arthritis yang paling umum, yaitu rheumatoid arthritis, post traumatic arthritis, dan osteoarthritis. Ketiga jenis arthritis ini akan membuat pasien mengalami kekakuan, bengkak, serta sulit menekuk lutut.

Jenis arthritis yang paling umum adalah osteoarthritis yang secara progresif mengikis kartilago sendi lutut. Jenis ini juga sering terjadi pada mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Setelah usia 50 tahun, dampak osteorarthritis akan memburuk karena aktivitas yang terus menerus dilakukan dan ausnya kartilase sejalan pertambahan usia.

Osteoarthritis pada lutut juga dapat menyebabkan nyeri, keterbatasan gerakan, kekauan lutut, sendi bengkak, lunak, kecacatan, dan kelemahan. Faktor yang menentukan risiko arthritis adalah usia, berat badan, genetic, riwayat cedera, infeksi, dan asam urat.

Osteoarthritis juga bisa disebabkan cedera olahraga, keausan robek yang disebabkan aktivitas pekerjaan, seperti bekerja di konstruksi dan pabrik. Untuk mendiagnosis penyakit ini, biasanya dibutuhkan pemeriksaan x ray dan pemeriksaan fisik.

Kebanyakan kasus dapat diobati secara tradisional dengan obat-obatan, fisioterapi, dan suntikan asam hyaluronic ke lutut. Pengobatan tersebut biasanya cukup untuk mengobati kondisi seperti itu. Namun, jalan operasi mungkin diperlukan dalam kasus-kasus yang membandel dan cukup parah.

Cara pencegahan yang dianjurkan adalah menjaga berat badan agar tidak obesitas, rajin melakukan pemanasan atau peranggangan sebelum olah raga, serta menjaga asupan nutrisi seimbang.


Republika 29 Januari 2016

Related Posts
Previous
« Prev Post