Tahukah Anda bahwa pembuat peta dunia pertama adalah seorang
muslim? Ia dikenal dengan panggilan Al-Idrisi.
Peta dunia yang dibuat oleh Al-Idrisi pada 1154 menempatkan
kutub selatan di atas dan kutub utara di bawah. Sehingga letak ka’bah ada
ditengah-tengah peta.
Meskipun peta Al-Idrisi tidak sempurna, penemu peta dunia
yang dianggap mendekati sempurna juga seorang muslim, namanya Piri Reis. Dialah
pelaut muslim yang pada tahun 1513 membuat peta dunia pertama yang sama persis dengan
peta dunia modern yang dibuat dengan bantuan satelit.
Ketika orang-orang Barat mulai membuat kartografi, mereka
membalik kutub utara menjadi di atas dan kutub selatan menjadi di bawah. Lalu
bagaimanakah letak ka’bah?
Dr. Zakir Naik menjelaskan.
Di bagian manapun kamu berada di dunia, jika kamu berada di
utara menghadap ke selatan. Jika kamu berada di timur menghadap barat. Jika
kamu di barat menghadap ke timur. Jika kamu di selatan menghadap utara. Semua
muslim di dunia menghadap pada satu arah yaitu ka’bah dan ka’bah adalah kiblat.
Sekarang ketika kamu pergi umrah, ketika pergi haji, kita
melakukan tawaf mengelilingi ka’bah. Mengapa kita berjalan mengelilingi ka’bah?
Pada dasarnya adalah karena Tuhan Pencipta. Dan Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam melakukan itu.
Lalu, apakah alasan logisnya? Ini tidak disebutkan dalam
Quran dan hadits.
Di antara hikmahnya bahwa gerakan berjalan mengelilingi
ka’bah membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Karena lingkaran hanya punya satu titik tengah tidak aka
nada dua titik tengah. Jika kita berjalan mengeliling ka’bah adalah untuk
membuktikan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Terdapat keunikan ka’bah dimana matahari pun mengalami
situasi yang pada waktu tertentu ia akan menempati posisi tepat di atas ka’bah.
Inilah waktu di mana matahari memerankan dirinya sebagai penjaga kiblat
sehingga setiap titip di muka bumi yang tersinarinya dapat menyejajarkan arah
kiblat setempatnya dengan leluasa. Peran ini sebenarnya juga bisa dilakukan
bulan maupun benda langit lainnya seperti planet atau bintang tertentu. Namun,
dengan dominasi matahari sebagai pusat tata surya sekaligus benda langit yang
cahayanya paling terang menyinari bumi, kedudukan matahari sebagai penjaga
kiblat jauh lebih menonjol.
Umat Islam mendudukkan ka’bah sebagai titik fokus yang
menjadi bagian ketaatan, baik dalam hal shalat dan ibadah lainnya maupun untuk
kepentingan non ibadah.
SedekahPlus Edisi 25, Februari 2016