Sakit merupakan kondisi
dimana keadaan tubuh berada pada kondisi paling lemah. Terjadinya sakit bisa
disebabkan masuknya bakteri, virus, kecelakaan, atau tertimpa bencana lainnya. Ketika
seseorang sakit, jangankan untuk bergerak, dalam kondisi tiduran pun tubuh
masih merasa tidak nyaman. Setiap orang menilai bahwa sakit adalah sebuah
malapetaka. Tidak ada orang yang mau terkena sakit. Namun sayangnya hanya
sedikit orang yang peduli kesehatan dan hati-hati dalam menjalani hidup
kesehariannya.
Sakit sebenarnya dapat
dicegah jika kita selalu menjalani pola hidup sehat. Makanan harus selalu
dijaga, baik waktu dan bahan asupannya. Makanlah disaat perut sudah merasa
lapar, lalu berhentilah ketika sebelum kenyang. Makan terlalu banyak tidak baik
untuk tubuh. Tubuh akan kegemukan dan malas jika kita makan terlalu berlebihan.
Belum lagi jika makanan yang dikonsumsi mengandung banyak lemak dan kolesterol,
maka tubuh akan beresiko terkena penyakit lainnya.
(Baca juga: koleksi kain tenun tapis Lampung)
Sakit memang tidak
mengenakkan, namun bukan berarti kita harus mencacinya. Hakikat sakit adalah
ujian dari Tuhan. Barangsiapa yang bersabar ketika terkena sakit, maka sakit
itu akan menjadi penggugur dosa-dosanya. Bisa jadi, selama ini kita terlalu
sibuk dengan aktivitas sehari-hari sehingga lupa meluangkan waktu untuk
bermunajat kepada-Nya. Barangkali dengan sakit itulah Tuhan ingin agar hamba yang
lalai itu kembali mengingat kebesaran-Nya.
Dengan sakit, Tuhan ingin
mengingatkan kembali hamba-Nya yang selalu lupa beribadah pada-Nya. Ketika ada
ujian sakit, lantas dia memperbanyak ibadah, maka dia memperoleh keutamaan yang
banyak. Keutamaan yang pertama adalah dia bersabar atas sakitnya, sehingga
dosa-dosanya berguguran. Keutamaan kedua, sakitnya menyebabkan dia banyak
berzikir dan beribadah, sehingga pahalanya semakin bertambah. Keutamaan ketiga,
sakitnya menjadikannya banyak bermunajat kepada-Nya, sehingga
kebutuhan-kebutuhannya di dunia akan dijamin seluruhnya oleh-Nya.
Selain itu, dengan
tertimpanya sakit, seseorang akan lebih dekat dengan keluarganya. Barangkali
selama sehat, seorang ayah bekerja siang hingga malam, sehingga jarang bermain
atau bersenda gurau dengan anak-anaknya. Justru ketika ia jatuh sakit, ia lebih
akrab dengan anak-anaknya yang selalu menemaninya siang dan malam
dipembaringan. Seorang anak, ketika sehat sibuk berkumpul dan bermain dengan
teman-temannya. Ketika sakit, ia pun akan dirawat orangtuanya. Terjalin kembali
ikatan anak dengan orangtuanya yang telah lama mengendur. Kita seringkali lupa
dengan orang-orang terdekat disebabkan banyaknya aktivitas. Sakit menyebabkan
kita kembali dan berkumpul pada keluarga. Berada dekat dengan keluarga
menyebabkan kita kembali merenung bahwa ada orang tercinta yang selama ini
kerap terlupakan. Padahal keluarga adalah orang-orang yang paling tulus dalam
mendukung kesuksesan kita.
(Baca juga: kaidah bersosialisasi dalam bermasyarakat)
Sakit tidak harus selalu
dikeluhkan karena ada banyak kebaikan dibalik datangnya sakit. Gunakan
saat-saat sakit sebagai waktu untuk perenungan dan introspeksi diri. Saat sakit
adalah waktu yang diberikan Tuhan untuk kita memperbanyak merenung dan
bersyukur. Jika kita selama ini terlalu banyak mengeluh karena selalu merasa
kurang akan nikmat Tuhan, maka sakit menjadikan kita tersadar bahwa betapa mahal dan
berharganya sebuah kesehatan. Setiap bagian dari tubuh kita begitu berharga
untuk tidak disyukuri. Tiada yang mau mengganti nikmatnya penglihatan dengan
kendaraan semewah atau semahal apapun. Begitu besarnya nikmat memiliki mata,
sehingga kita tidak akan sudi menggantinya dengan apapun.
Pic: http://us.images.detik.com/